jpnn.com, MALANG - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menemui keluarga penerbang korban jatuhnya dua pesawat tempur TNI AU EMB-314 Super Tucano yang mengakibatkan meninggalnya empat perwira, di Kabupaten Malang, Jawa Timur Minggu (19/11).
Pada kesempatan itu, Panglima TNI juga menyampaikan rasa dukacita mendalam atas gugurnya prajurit TNI Angkatan Udara.
BACA JUGA: Pesawat TNI AU Jatuh dan Menimbulkan Korban, Imparsial Singgung Tanggung Jawab Menhan
Demikian disampaikan Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI R. Agung Sasongkojati.
"Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono berkunjung bersama istri untuk takziah ke rumah empat prajurit terbaik TNI Angkatan Udara," kata Agung, kemarin.
BACA JUGA: Detik-Detik Minibus Tertabrak KA Probowangi yang Menewaskan 11 Orang, Ini Daftar Korban
Dalam kunjungan tersebut, Laksamana Yudo didampingi oleh Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.
Panglima TNI juga menyampaikan penghargaan atas Dharma Bakti para prajurit ke keluarga masing-masing.
BACA JUGA: Tanggapi Omongan Adik Prabowo soal Isu Pelanggaran HAM, IKOHI: Menyakitkan
"Panglima TNI menyampaikan belasungkawa yang mendalam dan penghargaan atas Dharma Bakti para prajurit," katanya.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto juga menemui keluarga korban jatuhnya pesawat tempur tersebut.
Prabowo menyampaikan rasa duka yang mendalam atas peristiwa yang menyebabkan empat orang prajurit TNI AU gugur.
Prabowo mengatakan bahwa dalam kecelakaan dua pesawat tempur Super Tucano tersebut merupakan risiko yang sering dihadapi TNI.
"Itu adalah risiko. Memang pertahanan itu penuh dengan risiko. Latihan itu harus realistis, meskipun mengandung bahaya baik di darat, laut, udara, gunung, hutan, rawa. Itulah risiko prajurit kita," tuturnya.
Dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano TNI AU jatuh di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur pada Kamis (16/11) siang kurang lebih pukul 12.00 WIB.
Dua pesawat itu bernomor registrasi TT-3111 dan TT-3103 yang tengah melakukan sesi latihan rutin.
Pesawat tersebut take off pada pukul 10.51 WIB dan hilang kontak pada 11.18 WIB.
Dua pesawat mengalami hilang kontak setelah melakukan manuver formasi dan menembus awan. Dugaan awal, pesawat TNI AU jatuh akibat cuaca buruk.
Dalam peristiwa itu, ada empat korban meninggal dunia, yakni Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Subhan, Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Widiono Hadiwijaya, Kolonel Penerbang (Anumerta) Sandhra Gunawan, dan Letkol Penerbang (Anumerta) Yuda A. Seta.(Antara/JPNN.com)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam