jpnn.com - Sebagai salah satu wujud dari perkembangan teknologi, media sosial ada untuk memudahkan kehidupan manusia. Namun, dalam merawat anak, media sosial justru memberikan tantangan tersendiri bagi orang tua.
Children’s Online Privacy Protection Act (COPPA) telah membuat peraturan bagi media sosial agar mengharuskan penggunanya berusia minimal 13 tahun untuk bisa berinteraksi dan memiliki akun pribadi.
BACA JUGA: Cyber Narcoterrorism Lewat Medsos Bikin Bamsoet Cemas
Anak dan media sosial
Meskipun sudah ada batasan usia yang ditentukan tersebut, sebagian besar orang tua menganggap media sosial masih terlalu berbahaya untuk diakses anak mereka yang baru menginjak usia remaja. Hal ini dikarenakan kegelisahan para orang tua akan sisi negatif media sosial yang dapat memberikan dampak tidak baik pada anak mereka.
BACA JUGA: Kenal Cowok di Medsos, Mahasiswi Nyaris Kehilangan Motor
Berdasarkan penjelasan dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter penggunaan media sosial dapat membuat anak rentan menjadi objek pelecehan di dunia maya (cyberbullying), yang kemudian dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental anak.
Berbagai bentuk pelecehan anak yang pernah terjadi adalah ujaran kata kasar, ejekan, bahkan pelecehan seksual secara verbal melalui kata-kata yang berbau pornografi. Hal ini dapat berakibat buruk bagi perkembangan psikologis anak. Tak jarang, anak mengalami krisis kepercayaan diri bahkan depresi.
BACA JUGA: Film ini Ajak Masyarakat Bijak Bermedsos
Terlepas dari hal tersebut, anak-anak tetaplah pribadi yang selalu ingin mencoba hal baru. Jika tiba waktunya, mereka pasti akan bertanya pada Anda sebagai orang tua terkait boleh atau tidaknya menggunakan media sosial.
Tips menghadapi anak yang ingin bermain media sosial
Ketika anak memaksa ingin mengakses media sosial, sebagai orang tua Anda dapat menyikapinya dengan bijak melalui langkah-langkah yang disarankan oleh seorang psikolog anak bernama Marion K. Underwood dari University of Texas, Amerika Serikat.
Beberapa kiatnya adalah sebagai berikut:
1. Pahami cara kerja media sosial yang ingin anak gunakan.
Tanyakan pada anak aplikasi apa yang ingin mereka unduh dan mengapa mereka ingin mengunduhnya. Pahami cara kerja dan tujuan dari masing-masing aplikasi tersebut, atau bahkan ikut mengunduhnya bersama-sama.
Jika alasan anak ingin mengunduh sesuai dengan fungsi dan tujuan dari dibuatnya aplikasi, hal tersebut merupakan pertanda baik. Sebagai contoh jika anak ingin mengunduh musical.ly agar bisa mengekspresikan diri lewat video nyanyian dan tarian, artinya anak Anda cukup aman untuk diberi akses menggunakan media sosial.
Namun, bila alasan mengunduh media sosial dikarenakan ingin terkenal, pamer atau alasan lainnya yang dirasa kurang pantas, Anda sebagai orang tua perlu mempertimbangkannya kembali.
2. Dengarkan pendapat anak Anda.
Membuat anak terbuka akan perasaan dan pikirannya mungkin tidak mudah, tetapi sangat penting untuk dilakukan. Anak harus dibuat mengerti akan manfaat dan konsekuensi dari apa yang akan mereka lakukan di media sosial.
Memikirkan konsekuensi bukanlah keahlian anak 13 tahun. Di sinilah peran Anda sebagai orang tua diperlukan untuk memberikan pemahaman kepada anak.
Tanyakan apakah mengetahui bagian yang kurang menyenangkan dari penggunaan media sosial, jenis komunikasi apa yang seharusnya tidak ada, serta jenis konten apa yang seharusnya tidak di-unggah ke media sosial.
3. Menghindari hal negatif di media sosial
Selanjutnya, buat anak mengerti pentingnya menghindari berbagai hal negatif yang telah disebutkan sebelumnya. Jika mereka terlanjur menghadapinya, beritahu cara terbaik untuk menanganinya, laporkan, block akun yang menganggu dan pasang mode akun pribadi.
Tanamkan juga pemahaman pada anak bahwa diri mereka di media sosial bukanlah diri mereka sepenuhnya. Sehingga, tidak menerima like yang cukup banyak bukan berarti bahwa mereka tidak disukai di dunia nyata.
Buat perjanjian dengan anak mengenai berapa lama waktu yang diperbolehkan untuk mengakses media sosial, juga kompromikan jenis hukuman yang akan mereka dapatkan jika penggunaan media sosial kemudian mempengaruhi prestasi akademisnya.(klikdokter)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspada Provokasi Lewat Medsos dan WhatsApp
Redaktur & Reporter : Yessy