Seorang mantan guru di sebuah sekolah menengah bergengsi di Adelaide, Australia Selatan dipenjara selama setidaknya dua tahun, karena telah mengeksploitasi salah satu muridnya secara seksual.
Sonia Ruth Mackay, 43 tahun, mengaku bersalah telah mengeksploitasi secara seksual muridnya pada bulan September.
BACA JUGA: Pohon Tertinggi di Australia Sudah Melebihi 100 Meter
Dalam persidangan disebutkan Sonia telah merayu murid pria berusia 17 tahun sebelum mengajaknya berhubungan seks beberapa kali termasuk di rumahnya, di rumah keluarganya, dan di tempat-tempat umum termasuk di dalam lift dan di tempat parkir.
Hakim Liesl Chapman mengatakan Sonia sering minum alkohol dan mengisap rokok dan ganja dengan korban. Ia pun membelikannya hadiah-hadiah mahal.
BACA JUGA: Wajah Awet Muda Dengan Facial Drakula yang Juga Beresiko
"Mengingat apa yang Anda lakukan dan cara Anda melakukannya, jelas bagi saya bahwa Anda tidak bisa berpikir jernih," kata Hakim Liesl.
Hakim juga mengatakan tindakan Sonia telah berdampak buruk pada korban dan keluarganya.
BACA JUGA: Musisi Melbourne Gelar Konser Instrumen Musik Langka Dari Indonesia
"Ibu korban mengatakan ia tidak mengasihani Anda karena Anda adalah perempuan dewasa, seorang guru, seorang ibu dan seorang istri yang katanya telah memanipulasi emosi anak laki-lakinya untuk memenuhi kebutuhan sendiri yang egois," katanya.
"Perilaku Anda telah membuat warga marah besar."
"Perilaku Anda manipulatif dan tidak bisa dimaafkan."
"Anda melanggar kepercayaannya sebagai seorang guru, Anda juga melanggar kepercayaan orang tua dan saudara kandungnya ... Anda melanggar kepercayaan atasan Anda, Anda melanggar kepercayaan dari komunitas sekolah."
Mimpi murid jadi 'hancur' dan 'dihilangkan'
Selama sidang pra-vonis, pengadilan mendengar pernyataan soal dampak emosional dari korban dan orang tuanya.
Ibu korban mengatakan kepada pengadilan jika Sonia telah meminta nomor ponsel putranya dengan dalih untuk membantu pekerjaan sekolahnya.
Ia mengaku Sonia telah mengeksploitasi putranya dan memanfaatkan kepolosannya.
"Ia pernah tidak pulang ke rumah selama berhari-hari. Saya tidak tahu di mana dia tidur atau dengan siapa dia, apakah dia aman, atau tidak," katanya.
"Ketika ia mencoba pulang, Sonia membelikannya pakaian dan hadiah yang mahal agar ia tidak punya alasan selain tinggal bersamanya."
Dalam pengadilan juga disebutkan Sonia telah mengirim pesan teks seksual kepada korban dan bahwa DNA-nya ditemukan di seprai di rumah di mana ia tinggal bersama suaminya dan anak-anaknya yang masih kecil.
Dalam sebuah pernyataan yang dibacakan ke pengadilan, korban mengatakan dia merasa malu dengan apa yang terjadi dan merasa kehilangan hidupnya dalam dua tahun terakhir.
"Mimpi saya hancur dan dihilangkan dari saya ... dan sekarang bisa melihat bagaimana saya benar-benar dimanfaatkan," katanya.
Artikel ini dirangkum dari laporan aslinya dalam bahasa Inggris, yang bisa dibaca disini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Adelaide Terpilih Jadi Markas Badan Antariksa Australia