Kritikan terhadap lamanya proses pengurusan visa pasangan untuk menetap di Australia semakin banyak, diantaranya dari mantan sekretaris Departemen Imigrasi Australia Abul Rizvi. Abul Rizvi mengatakan jumlah visa pasangan yang disetujui Departemen Imigrasi Australia turun tajam dalam beberapa tahun terakhir Abul memperkirakan pemerintah menggunakan alasan administratif untuk membatasi jumlah visa yang disetujui Departemen Dalam Negeri Australia mengatakan tidak ada pembatasan bagi persetujuan visa pasangan
BACA JUGA: Sulitnya Cari Kerja di Australia, Suzanna Asal Bandung Sudah Lamar 80 Pekerjaan
Visa pasangan atau dikenal sebagai 'partner visa' adalah pengajuan visa bagi warga asing yang menikah dengan warga Australia.
Bila pengajuan dilakukan di luar Australia diperlukan waktu sampai dua tahun untuk disetujui.
BACA JUGA: Jomlo Bukan Akhir dari Segalanya, Ini Cara tetap Berbahagia tanpa Pasangan
Beberapa warga Australia sudah mengajukan petisi ke parlemen Australia menyerukan kepada pemerintah Federal untuk membuat proses menjadi lebih terbuka dan lebih ringkas.
Abul Rizvi bekerja di Departemen Imigrasi yang mengurusi program migrasi dari tahun 1995 sampai tahun 2007 dan sekarang melanjutkan studi doktoral mengenai kebijakan imigrasi Australia.
BACA JUGA: Jaga Hubungan Tetap Awet, Ini Cara Hindari Ketergantungan Pada Pasangan
Ia mengatakan jumlah visa pasangan yang disetujui turun tajam di tahun keuangan 2017-2018 dari 47.825 menjadi 39.799 dan sekarang angkanya tidak beranjak naik.
"Jelas sekali pemerintah menggunakan alasan administratif untuk membatasi jumlah visa pasangan," katanya.
"Peraturan sebenarnya mengatakan kita tidak membatasi jumlah visa pasangan yang disetujui."
Pemerintah Australia sudah menerapkan target di setiap tahun keuangan jumlah visa yang akan disetujui bagi semua kategori.
Tahun lalu batasnya adalah 160 ribu permohonan. Photo: Abul Rizvi pernah menjadi salah seorang pejabat senior Departemen Imigrasi Australia. (Supplied: Helen Rizvi)
Di bawah Undang-Undang Migrasi, pembatasan ini tidak mencakup jumlah visa bagi pasangan, partner yang tidak menikah, atau anak dari warga Australia atau residen permanen.
Namun pemerintah sekarang mengatakan menetapkan rencana jumlah persetujuan bagi visa pasangan yaitu sebanyak 39.799 sesuai angka di tahun 2019.
Menurut Rizvi, jumlah pengajuan visa yang masih diproses sudahh melebihi 100 ribu.
"Kita sekarang melihat jumlah pengajuan visa pasangan tertinggi yang sedang dalam proses administrasi," katanya.
"Berarti 100 ribu warga negara Australia dan permanent resident serta keluarga mereka mengalami rasa frustrasi oleh tindakan pemerintah yang sebenarnya melanggar hukum."
Menurut Rizvi bila masalah ini dibawa ke pengadilan, ia yakin bahwa pemerintah akan kalah dalam soal pembatasan jumlah visa pasangan.
Dalam pernyataannya kepada ABC, juru bicara Departemen Dalam Negeri Australia mengatakan "program visa pasangan tidak dibatasi jumlahnya".
"Rencana tahunan yang dibuat oleh pemerintah sudah dilakukan menurut hukum administratif yang berlaku."
"Jumlah dan komposisi program migrasi dibuat setiap tahun lewat proses anggaran pemerintah, yang dilakukan lewat konsultasi dengan banyak pihak." Penundaan visa memisahkan keluarga Photo: Belma dan Demir Cancar dengan anak pertama mereka Zeid. (Supplied: Belama Cancar)
Tahun lalu, Belma Cancar yang tinggal di Melbourne dalam keadaan hamil yang beresiko tinggi.
Ia kembali ke Australia dari Bosnia and Herzegovina dimana sebelumnya tinggal bersama suaminya Demir Cancar.
"Ini kehamilan yang sulit dan saya kira layanan medis di Bosnia dan Herzegovina atau di tempat lainnya tidaklah sebanding dengan apa yang kita miliki di Australia," katanya.
"Tetapi saya tidak membayangkan akan berpisah dengan suami saya begitu lamanya."
Demir Cancar tidak menyaksikan sendiri kelahiran anak pertamanya, namun tiba di Australia 10 hari kemudian ketika visa turisnya keluar dan tinggal selama tiga minggu sebelum kembali ke Eropa.
"Saya yang mengurusi bayi saya sendiri selama delapan bulan terakhir, dan ini sudah memberi beban emosi dan fisik besar bagi saya," kata Belma Cancar.
"Berat sekali, sebagai ibu yang baru pertama melahirkan, ada begitu banyak pengalaman baru yang saya alami, dan berharap ada pasangan yang bisa membantu." Photo: Shireshore Hirad bersama dua anaknya tinggal di Brisbane, sementara istrinya masih di Kuala Lumpur menunggu visa pasangan. (Supplied: Shireshore Hirad)
Di Brisbane, Queensland ayah dengan empat anak, Shirshore Hirad harus membesarkan tiga orang anaknya sendirian, sementara istrinya Muna Ismail tinggal di Malaysia dengan anak paling bungsu mereka.
Pasangan ini menikah di Somalia di tahun 2012 dan di tahun 2017 berencana pindah ke Australia.
Mereka sudah menunggu selama 26 bulan bagi visa pasangan untuk Muna.
Hidup terpisah selama ini sangat memberatkan keluarga tersebut.
"Anak-anak bertanya mengenai ibu mereka setiap kali, meski kami berusaha keras membuat keluarga tetap bersama dengan sering berkunjung ke Kuala Lumpur," katanya.
Shirshore mengatakan Departemen Dalam Negeri Australia harusnya memiliki sistem komunikasi yang lebih baik dengan mereka yang mengajukan permintaan visa pasangan.
"Tidak mengetahui sama sekali kelanjutan mengenai berkas kita, tanpa bisa berbicara dengan siapapun yang mengurusi aplikasi kita menimbulkan rasa frustasi yang besar."
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya.
Lihat artikelnya dalam bahasa Inggris di sini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Apakah Waktu Bisa Menyembuhkan Luka Patah Hati? Belum Tentu Juga