TANGERANG-- PT Angkasa Pura (AP) II (persero) menegaskan bahwa secara prinsip landasan pacu Bandar Udara Supadio Kalimantan Barat memenuhi persyaratan laik operasi. Pengecekan rutin terhadap kondisi landasan pun dilakukan secara rutin berkala. Baik oleh AP II selaku pengelola maupun oleh otoritas penerbangan sipil atau regulator, dalam hal ini Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.
Direktur Operasi dan Teknik PT Angkasa Pura II Salahudin Rafi, menjelaskan, penelitian terakhir terhadap kekuatan dan tingkat kekerasan landasan Supadio dilakukan pada 2011 lalu dengan hasil memenuhi syarat.
Di sisi lain, untuk menambah faktor keselamatan penambahan lebar landasan pun telah dilakukan dari 30 meter menjadi 45 meter. "Sehingga saat ini, ukuran landasan pacu Bandara Supadio adalah 45 x 2250 meter," katanya Minggu (5/2), dalam siaran persnya.
Ia menjelaskan, dengan ukuran yang ada serta didukung tingkat kekuatan dan kekerasan landasan yang dimiliki, pesawat-pesawat berbadan lebar sejenis Boeing 737 seri 200 dan 500 diizinkan oleh regulator untuk beroperasi di Bandara Supadio.
"Bahkan yang di atas jenis itu pun masih diizinkan dengan syarat menyesuaikan bobot maksimal untuk take off maupun landing,” jelasnya.
Pada Sabtu (4/2), mulai pukul 15.50 hingga 19.00 operasional Bandara Supadio dilakukan penghentian oleh PT AP II karena terjadi insiden terkelupasnya aspal landasan pacu. Penghentian operasional dengan alasan keselamatan (safety).
”Sesuai dengan Notam (Notice to Airman) yang kami keluarkan, penutupan Bandara Supadio kami lakukan antara pukul 15.50 WIB hingga pukul 19.00 WIB untuk keperluan perbaikan. Pekerjaan perbaikan tersebut dapat kami selesaikan pada pukul 18.40 WIB. Saat ini Bandara Supadio sudah beroperasi kembali secara normal," katanya.
Atas insiden itu, manajemen PT Angkasa Pura II meminta maaf kepada masyarakat, khususnya pengguna jasa Bandara Supadio maupun pihak-pihak lain yang terkena dampak negatif atas kejadian itu.
Dijelaskan, proses pengelupasan lapisan aspal dengan ukuran sekitar 2 x 2 meter dengan kedalalaman tiga hingga enam cm tersebut terjadi pada pukul 15.00. ”Titik terkelupasnya ada di Runway 15, sebelah kiri, sekitar 740 meter dari ujung landasan,” imbuhnya.
Melalui Kantor Cabang Bandara Supadio pada pukul 15.30, dikeluarkan Notam atau surat pemberitahuan kepada pilot atau maskapai perihal penutupan sementara landasan pacu untuk pekerjaan perbaikan.
Diungkapkan Salahudin, cuaca ekstrim yang diiringi intensitas curah hujan tinggi yang terjadi terus menerus dalam durasi yang panjang belakangan ini, memberikan pengaruh signifikan terhadap tingkat kekerasan dan daya tahan lapisan permukaan landasan pacu Bandara Supadio. Menurutnya, landasan pacu Bandara Supadio berbahan asphalt beton (hot mix) maupun struktur dasar landasan yang awalnya adalah lahan gambut.
Ia menjelaskan, luasnya landasan yang didukung penetrasi air terhadap lapisan permukaan landasan cukup besar, sehingga mengakibatkan rusaknya lapis perekat antar lapisan perkerasan pada landasan.
"Kondisi ini yang mengakibatkan terkelupasnya lapisan perkerasan,” paparnya.
Dia menambahkan, PT AP II menganggarkan dana perawatan rutin setap tahun antara Rp800 juta hingga Rp1 miliar. Dana tersebut dialokasikan untuk keperluan perawatan landasan yang antara lain meliputi penebalan lapisan permukaan landasan (overlay), penghilangan rubber deposit, perbaikan weak spot atau perbaikan terhadap kerusakan pada titik-titik tertentu landasan, serta perawatan taxiway dan apron. Pada tahun angaran 2012, perseroan mengalokasikan dana sedikitnya Rp818 juta untuk kebutuhan rutin tersebut.
Sejalan dengan prorgam pengembangan Bandara Supadio yang dimulai sejak akhir 2011 lalu, telah direncanakan pula pembangunan landasan pacu baru berukuran 3000 x 60 meter (ultimate), pembangunan taxiway pararel, serta perluasan apron untuk mengantisipasi kehadiran pesawat-pesawat berbadan lebar sejenis Boeing 767 series. Saat ini, lanjut dia, pematangan lahannya sudah mulai dilakukan oleh Satuan Kerja Kementerian Perhubungan.
”Khusus untuk pembangunan landasan baru, estimasi anggarannya mencapai Rp 700 miliar," ungkapnya.
Dia menjelaskan, terhitung sejak 30 Desember 2012 lalu, PT AP II telah memulai program pengembangan Bandara Supadio Pontianak dengan melakukan pemancangan tiang pertama. Program pengembangan tersebut meliputi peningkatan kapasitas terminal penumpang hingga mencapai lima kali lipat dari yang ada saat ini.
Ke depan, Bandara Supadio akan memiliki bangunan terminal baru dengan konsep moderen dan ramah lingkungan yang akan berdiri di atas lahan seluas 32.000 meter persegi yang akan mampu melayani hingga 3,2 juta pergerakan penumpang per tahun.
Sedangkan terminal penumpang yang digunakan saat ini memiliki luas 6.936 meter persegi dengan kapasitas sebesar 875 ribu pergerakan penumpang per tahun.
Estimasi anggaran yang dialokasikan PT Angkasa Pura II untuk keperluan pengembangan Bandara Supadio ini mencapai total Rp 390 miliar.
Secara keseluruhan, proses pembangunan terminal baru Bandara Supadio tersebut ditargetkan selesai pada 2014. Namun, pada pertengahan 2013, sebagian bangunan akan diupayakan dapat dioperasikan. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gunung Papandayan Turun Status
Redaktur : Tim Redaksi