Langka! Dikeluarkan dari Kandungan, Bayi Sudah Membatu

Rabu, 08 Maret 2017 – 08:02 WIB
Tim medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mataher, Jambi, menunjukkan bayi yang sudah membatu. FOTO: ZAINUR RIZAL/JAMBI EKSPRES/JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Seorang perempuan berusia 60 tahun warga Kelurahan Sridadi, Muara Bulian, Batanghari, Jambi, melahirkan bayi yang sudah membatu.

Ini diketahui setelah operasi yang dilakukan tim dokter bedah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mataher.

BACA JUGA: Bu Risma Minta Tak Beli Permen Penguin Dari Tiongkok

Bayi dalam kandungan wanita itu diduga sudah berumur 37 tahun. Dia tak mengetahui bahwa bayi itu sudah menjadi batu.

Rasa sakit perut yang dirasanya diabaikan saja, meski dia mengeluhkan susah buang air besar (BAB).

BACA JUGA: 669 Madrasah Aliyah Tak Bisa Ikut UNBK

Karena tidak sanggup lagi menahan sakit, oleh anakanya, dia dilarikan ke Rumah Sakit untuk mendapatkan perwatan.

“Selama bertahun-tahun pasien susah BAB. Jika BAB, keluarnya hanya sebesar biji coklat. Hanya itu yang dikeluhkan dan pasien termasuk tangguh,” kata dr Parianto Spog, Ketua Tim Medis operasi pengangkatan bayi tersebut di RSUD Raden Mattaher Jambi.

BACA JUGA: Satu Dusun Dirusak Puting Beliung Dahsyat

Dijelaskan, pasisen tersebut awalnya dirawat dengan sakit yang dideritanya berupa benjolan di bagian perut sebelah kiri.

Setelah beberapa hari menjalani perawat dan diagnosis medis yang dilakukan oleh tim dokter, ditemukan kejanggalan dari yang dialami pasien.

“Setelah dilakukan perbincangan baru diketahui bahwa pasisen kerap mengalami kejang di bagian perut saat buang air besar,” katanya.

Tim medis lantas segera mengambil tindakan dengan kembali melakukan diagnosis dan pemeriksaan medis lanjutan.

Tindakan yang dilakukan adalah rontgen pada bagian benjolan. Ultrasonografi (USG) dan CT Scan pada bagian yang sama untuk mengetahui benjolan tersebut.

Langkah ini dilakukan untuk mengetahui besar benjolan itu dan melakukan perhitungan jaringan saraf yang ada di sekitar benjolan serta berapa lama waktu yang dibutuhkan saat melakukan operasi nantinya.

Setelah diketahui hasilnya, tim dokter menarik dua kesimpulan. Adanya tumor primitive dan salah satunya adalah jaringan bayi yang membatu.

Keduanya ini hampir memiliki kesamaan, karena menurut Parianto, tumor juga ada yang mengahisilkan zat pengeras seperti tulang.

"Karena kasus ini jarang terjadi, kita lakukan Usg sekali lagi kepada pasien dan kita teliti. Setelah kita nyatakan pasien siap kita lakukan operasi pada Senin (6/3) sekitar pukul 09.00 WIB dan selesai pada pukul 11.30 WIB," kata dr Parianto.

Setelah berhasil dikeluarkan dalam operasi selama 2,5 jam, benjolan tersebut memiliki berat 1,5 kg.

Karena penasaran apa yang membentuk benjolan itu, tim dokter pertama melakukan pengetokan mengguakan alat medis dan terdengar suara seperti memukul batu.

Untuk mengetahuinya lebih lanjut bayi, benda itu sempat digergaji tim medis untuk mengetahui apa sebenarnya benjolan yang telah mengeras seperti batu tersebut.

Saat penggergajian, mereke menemukan rambut dan seketika menghentikanya dan tim doter melakukan X-ray.

Hasil yang didapatnya sangat mengejutkan, yakni temuan tulang berbentuk kerangka lengkap manusia.

“Setelah X Ray karena takut merusak jaringan yang ada, maka pengergajian tidak diteruskan,” paparnya.

Pada ekspose media yang dilakukan oleh pihak rumah sakit, Parianto menjelaskan, kejadian ini merupakan kejadian langka.

Di mana di seluruh dunia baru ditemukan 300 kasus dan di Jambi adalah kasus kali pertama.

Di hadapan awak media, Parianto melakukan pembukaan kembali dari hasi operasi itu atas izin keluarga.

Mengejutkan, setelah beberapa menit melakukan pembukaan, ditemukan rambut, bagian punggung bayi dan lekukan menyerupai lengan.

Menurutnya, fenomena ini terjadi ketika sperma gagal kembali ke rahim.

Namun biasanya sel telur tetap berkembang di perut atau di luar rahim.

Tapi kasus kali ini yakni gagalnya sperma kembali ke rahim dan anehnya malah menempel di penggantung rahim dan sembunyi di belakang rahim.

"Akibat kurangnya makanan, bayi tersebut akhirnya mengecil dan mengeras hingga membatu. Ini fenomena tidak lazim," ujarnya.

Saat ini, bayi membatu tersebut masih berada di RSUD Raden Mattaher Jambi.

Dijelaskan dr Parianto, berdasarkan diskusi bersama sang ibu dan keluarga, bayi membatu itu diamanahkan disimpan pihak rumah sakit yang kegunaannya untuk dunia pendidikan.

"Ini kejadian langka, dan rumah sakit sudah dapat izin dan keluarga juga mengamanahkan untuk disimpan yang kegunaannya untuk dunia pendidikan," katanya menambahkan.

Direktur Rumah Sakit Umum daerah (RSUD) Radhen Mataher drg Iwan Hermawan mengatakan saat ini wanita tersebut dirawat di Ruangan Instalasi Intenisive Care Unit (IICU) RSUD Radhen Mataher dan belum bisa dijenguk.

“Saat ini keadaanya baik, dan masih dalam proses pemulihan,” katanya.

Sementara itu untuk biaya pengobatan dan operasi wanita tersebu, dibiayai oleh BPJS, karna yang bersangkutan merupakan salah satu peserta BPJS kesehatan. (nur)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pungli Uang Ujian, Kepala Sekolah Ditangkap


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler