Langka, Seliter Premium Dibandrol Rp 15.000 Per Liter

Sabtu, 13 September 2014 – 01:33 WIB

jpnn.com - SIMEULUE - Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium persatu liter dibandrol hingga mencapai Rp 15.000, yang dijual pedagang enceran tidak resmi yang bertebaran di Kabupaten Simeulue.

Melejitnya harga premium tersebut, terutama dirasakan warga yang jauh dari pusat Kota Sinabang, ibukota Kabupaten Simeulue, yakni Kecamatan Alafan dan Kecamatan Simuelue Barat.

BACA JUGA: Geng Motor di Makassar Paling Sadis Ketimbang Jawa

Hal itu dijelaskan Camat Alafan, Ranuddin yang ditemui Rakyat Aceh. "Satu liter bensin di wilayah saya mulai dari Rp 13.000 hingga Rp 15.000 perliter," kata Ranuddin, Jumat (12/9).

Bukan hanya mahal, sebut Ranuddin, BBM tersebut sangat sulit didapatkan. Kesulitan itu telah satu bulan dirasakan warga setempat. "Kalau dulu meskipun mahal masih mudah kita dapatkan. Tapi sekarang sudah payah, sehingga warga saya seperti kembali ke jaman dulu, banyak yang jalan kaki," imbuh Ranuddin.

BACA JUGA: Pramugari Garuda Mengeluh Sakit Sebelum Ditemukan Tewas

Dia mengaku, akibat kelangkaan premium, selain warganya memilih jalan kaki, juga menyebabkan nelayan yang memiliki perahu mesin terpaksa membatasi aktivitas bahkan berhenti total untuk mencari nafkah di laut.

Lebih lanjut Ranuddin menambahkan, sedangkan untuk BBM jenis solar dan minyak tanah, di wilayah Alafan, juga tidak ditemukan bahkan kedua jenis BBM itu, termasuk urutan pertama paling sulit ditemukan.

BACA JUGA: Petani Kopi Umroh Gratis

Hal itu juga dibenarkan Amir (42), warga Desa Lafakha Alafan, yang berprofesi sebagai nelayan dan tukang belah kayu, yang ditemui Rakyat Aceh di kota Sinabang saat mencari premium. "Yang dikatakan pak camat kami itu benar, didaerah kami bensin itu sumber kehidupan untuk mencari rezeki," kata Amir.

Selain untuk kebutuhan melaut, premium juga dibutuhkan untuk kenderaan roda dua dan mesin chainsaw pembelah kayu di hutan. Celakanya dengan banyaknya pesanan kayu dan waktu belah kayu yang harus tepat waktu, menjadi ancaman karena izin untuk belah kayu di hutan akan habis.

"Saya harus kejar waktu, karena surat izin belah kayu itu ada batasnya. Bila telah lewat waktu yang telah ditetapkan dalam surat izin itu, kita akan ditangkap, sementara minyak bensin tidak ada," keluh Amir.

Sementara premium di pusat kota Sinabang, dijual pengencer tidak resmi, dengan harga tertinggi Rp 8.000 perliter, dan tidak begitu sulit untuk mendapatkannya.
Sedangkan SPBU diketahui tidak buka selama 24 jam, melainkan hanya buka dari pagi hingga malam sekitar pukul 22.00 WIB, ditambah adanya persoalan sering mengalami kehabisan stok, baik premium maupun solar. (mag-52)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pedagang Datangi Kantor Polisi Pamong Praja


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler