jpnn.com, SUKABUMI - Maraknya aksi tawuran para pelajar harus ditekan sedini mungkin.
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Sukabumi menilai ada beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk menekannya.
BACA JUGA: 3 Pemuda di Jakbar Hendak Tawuran, Tim Besutan Irjen Fadil Imran Beraksi
Antara lain, mengimbau para guru memantau anak didik, termasuk saat pulang sekolah.
"Kami dari PGRI mengimbau kepada para guru agar mengawasi anak didiknya bukan hanya di dalam sekolah saja, tetapi juga saat siswa pulang sekolah," ujar Ketua PGRI Sukabumi Tb Wahid Ansor, di Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (14/12).
BACA JUGA: Sekjen Perindo Ajak Seluruh Kader Wujudkan Target di Pemilu 2024
Menurut Wahid, jam pulang sekolah merupakan saat yang rawan.
Para pelajar biasanya berkumpul dengan teman-temannya yang dikhawatirkan malah merencanakan sesuatu seperti tawuran.
BACA JUGA: Kasihan, 98 Persen Warga Afghanistan Tak Cukup Makan
Karena itu, para guru harus benar-benar mengawasi anak didik pada jam tersebut dan memastikan seluruhnya pulang ke rumah masing-masing.
Langkah lain, setiap murid juga harus diberi pemahaman tawuran bukan budaya di Kabupaten Sukabumi.
Kemudian memberi contoh sudah banyak pelajar yang tewas akibat terlibat tawuran.
"Iya, kami mengakui beberapa waktu lalu sempat merebak kekerasan antarpelajar mulai dari tawuran hingga satu lawan satu menggunakan senjata tajam. Ini tidak boleh berkembang," katanya.
Wahid mengatakan PGRI sebagai organisasi profesi tidak bisa memberikan sanksi terhadap sekolah atau pelajar yang terlibat aksi kekerasan seperti tawuran.
Karena kewenangannya ada di Dinas Pendidikan, tetapi pihaknya akan berupaya menekan kasus tawuran pelajar jangan sampai terus terjadi.(Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang