Langkah Kejagung Mengusut Dugaan Korupsi Timah Dinilai Sudah 'On the Track'

Kamis, 14 Maret 2024 – 11:44 WIB
Langkah Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam mengusut kasus dugaan korupsi pertambangan timah di Bangka Belitung (Babel) pada 2015-2022 sudah on the track. Ilustrasi. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Langkah Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam mengusut kasus dugaan korupsi pertambangan timah di Bangka Belitung (Babel) pada 2015-2022 sudah sesuai prosedur (on the track).

Kejagung bahkan terus melakukan pengembangan dengan menggeledah berbagai lokasi.

BACA JUGA: Kejagung Diminta Terbuka, Adil dan Transparan Terkait Perkembangan Kasus Impor Gula

"Betul, Kejagung masih on the track dalam mengusut kasus ini," ucap Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman, saat dihubungi di Jakarta, Rabu (13/3).

Diketahui, Kejagung menggeledah kantor PT QSE dan PT SD serta kediaman crazy rich PIK (Pantai Indah Kapuk), Helena Lim, di Jakarta pada Rabu (6/3) hingga Jumat (8/3). Dari ketiga lokasi, Kejagung menyita uang senilai Rp 33 miliar, dokumen, hingga barang elektronik karena diduga berkaitan dengan perkara.

BACA JUGA: Lukmanul Komentari Penetapan Tersangka Budi Said Oleh Kejagung

Menurut Boyamin, Kejagung pasti memiliki bukti kuat mengapa kediaman Helena Lim turut digeledah. Jika tidak, berpotensi kalah dalam praperadilan.

"Kalau lemah, maka Kejagung akan kalah jika digugat praperadilan. Jadi, saya yakin Kejagung (memiliki, red) bukti, pasti kuat," jelasnya.

Di sisi lain, Boyamin mendorong Kejagung segera memberikan keterangan kepada masyarakat luas tentang keterkaitan Helena Lim dengan perkara ini. Namun, dia tidak dapat memperkirakan apakah Helena Lim akan menjadi tersangka atau tidak.

"Kejagung harus menjelaskan kepada publik (tentang) semua tindakannya. Namun, MAKI belum punya prediksi HL akan jadi tersangka," ucapnya.

Dalam kasus ini, negara diprediksi merugi hingga Rp 271,06 triliun. Angka tersebut berdasarkan kalkulasi Guru Besar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Bambang Hero Saharjo, soal kerusakan lingkungan yang timbul dengan merujuk Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH) Nomor 7 Tahun 2014.

Di sisi lain, Kejagung telah menetapkan 14 tersangka kasus dugaan korupsi timah. Mereka adalah General Manager PT Trinindo Inter Nusa (TIN), RL; Dirut PT Timah 2016-2021, Mochtar Riza Pahlevi Tabrani (MRPT), Direktur Keuangan PT Timah 2017-2018, Emil Emindra (EE), Komisaris PT Stanindo Inti Perkasa (SIP), Suwito Gunawan (SG); Direktur PT SIP, MB Gunawan (MBG); dan Dirut CV Venus Inti Perkasa (VIP), Hasan Tjhie (HT).

Lalu, pemilik manfaat (benefit official ownership) CV VIP dan PT MCN, Tamron alias Aon (TN); Manager Operasional CV VIP, Achmad Albani (AA); bekas Komisaris CV VIP, BY; Dirut PT SBS, RI; Dirut PT Refined Bangka Tin (RBT) Agustus 2018-kini, Suparta (SP); Direktur Business Development PT RBT, Reza Andriansyah (RA); TT (perintangan penyidikan); dan Direktur Pengembangan Usaha PT Timah 2019-2020, ALW.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kejagung   Pt Timah   timah   korupsi   MAKI  

Terpopuler