Langkah Mentan Tindak Lanjuti Instruksi Presiden soal Pertanian di Masa Pandemi

Kamis, 26 November 2020 – 22:09 WIB
Syahrul Yasin Limpo. Foto: M. Fathra Nazrul Islam/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menindaklanjuti instruksi Presiden Joko Widodo, untuk pengembangan sektor pangan.

Kementan memiliki program jangka panjang Gerakan Tiga Kali Ekspor (Geratieks) sebagai langkah percepatan dan peningkatan ekspor nasional dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.

BACA JUGA: Jokowi Ajak Pemuda Tekuni Pertanian, Mentan Dorong Modernisasi

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam beberapa kesempatanya menyampaikan pentingnya peranan pengusaha dan eksportir dalam membuka lapangan kerja secara luas.

"Kalau berbicara ekspor berarti kita bicara perluasan lapangan pekerjaan, karena itu menjadi konsen pemerintah agar manfaat ekspor ini bisa dirasakan langsung oleh masyarakat luas," katanya.

BACA JUGA: Mentan Syahrul Yasin Limpo: Hari Ini Saya Bangga

Menurut Mentan Syahrul, pembukaan lapangan pekerjaan dinilai tepat mengingat sektor peternakan memiliki peluang besar. Apalagi jika semua proses ekspor dikemas dengan mengedepankan kualitas produk jual.

"Peluang tersebut bisa dilihat dari hulu dan hilir. Dalam hal ini eksportir harus bisa berkompetisi secara serius dalam mempersiapkan produk jualnya. Artinya kuantitasnya kita jaga tapi kualitasnya juga tidak boleh kalah dengan negara lain," ungkapnya.

BACA JUGA: Top, Kementan Peringkat 1 Badan Publik Paling Informatif dari KIP

Sebagai strategi ekspor, ke depan Kementan akan mendeteksi kebutuhan pasar dunia yang bisa dijadikan peluang Indonesia untuk mengekspor kebutuhan pasar global.

"Kami akan bekerja sama membangun peningkatan ekspor ini dengan Kementerian Perdagangan dan pengusaha-pengusaha di seluruh indonesia. Dari situlah kita bisa melihat peluang apa saja yang dibutuhkan oleh dunia," tutupnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyatakan sektor pertanian merupakan kekuatan besar membuka banyak lapangan kerja ke depan.

Terlebih, hampir setengah jumlah penduduk di dunia berada di kawasan Asia, termasuk tiga negara besar seperti Tiongkok, India dan Indonesia.

Menurut Presiden, situasi tersebut secara tidak langsung telah membuka peluang besar terhadap akses pasar di Asia dan dunia.

Karena itu, ia berharap pengembangan sektor pangan dapat dilakukan secara cepat, terutama dalam merespons kemungkinan adanya krisis pangan akibat pandemi, serta melonjaknya populasi penduduk dunia yang berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan pangan.

"Kita harus melompat dengan cara-cara yang baru, dengan skala produksi yang lebih besar dengan peran sentral korporasi petani. Mengedepankan nilai tambah di tahap on farm maupun off farm, dan berbasis teknologi modern yang lebih efisien dan produktif," kata Presiden Jokowi saat membuka Jakarta Food Security Summit (JFSS) ke-5 Tahun 2020 beberapa waktu lalu.

Presiden mengatakan, pandemi Covid 19 harusnya bisa dijadikan momentum tepat dalam membuka peluang pasar yang sangat besar.

Karenanya, para pelaku usaha di sektor pangan wajib meninggalkan paradigma lama dan melompat maju dengan cara-cara baru.

"Pengembangan sektor pangan membutuhkan cara-cara baru yang inovatif, yang meningkatkan efisiensi proses produksi, pangan berkualitas dengan harga terjangkau, memperbaiki daya dukung lingkungan dan yang menyejahterakan para petani," katanya. (Ikl/jpnn)

 

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler