Langkah Strategis Kementan dalam Kunjungan ke Amerika

Senin, 24 Desember 2018 – 14:30 WIB
Lahan persawahan. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, AMERIKA SERIKAT - Jajaran Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar pertemuan dengan Ambassador Robert di sejumlah wilayah di Amerika Serikat. Dalam pertemuan ini, Kementan fokus pada pembicaraan kerjasama dan pengembangan benih padi bersama Universitas Hasanuddin di Sulawesi Selatan, termasuk menjalin hubungan penelitian dengan IRRI (international Rice Research Institute) di Filipina.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Gatot Irianto menjelaskan, pertemuan ini merupakan langkah strategis pemerintah dalam membawa investor Corteva (DowDuPont) untuk berinventasi di Indonesia.

BACA JUGA: Polbangtan Medan Promosikan Enterpreunership Kopi

"Corteva ingin berperan dalam upaya peningkatan pendapatan petani Indonesia melalui penyediaan benih padi dan jagung yang berkualitas serta memiliki tingkat produktivitas yang tinggi," kata Gatot, Minggu (23)12).

Gatot menjelaskan, kunjungan pertama digelar di wilayah Illinois (Chicago), Indiana (Indianapolis). Berikutnya, pertemuan digelar di California (Woodland) pada 8 hingga 11 Oktober 2018. Kunjungan ini sekaligus menjajaki teknologi pengembangan komoditas jagung dan kedelai di wilayah Amerika Serikat.

BACA JUGA: Upsus Siwab Tingkatkan Populasi Sapi & Sejahterakan Peternak

"Disamping itu diperoleh informasi bahwa produsen kedelai Amerika Serikat mengalami kerugian atas perang dagang antara Amerika dengan China. Dampak itu membuat mitigasi kerugian menjadi tantangan besar pihak pemerintah Amerika Serikat," ujar Gatot.

Cara zero Discharge System

BACA JUGA: Kementan Dorong Kabupaten Kerinci Kembangkan Agrowisata Kopi

Menurut Gatot, rasionalisasi input produksi seperti pupuk, herbisida, pestisida dan benih menjadi pilihan satu-satunya bagi produsen di sana. Penggunaan pupuk kotoran hewan yang dilakukan dengan cara zero discharge system rupanya bisa mengurangi kontaminasi di udara dan pengairan.

"Jadi mereka sudah menggunakan teknologi ramah lingkungan melalui injeksi dari bawah tanah. Hasilnya, Amerika Serikat berhasil berdagang dengan Mexico sebagai importir
kedelai. Tapi, Indonesia sampai saat ini tetap tegas menolak penambahan kuota impor yang mereka inginkan," katanya.

Dikatakan Gatot, pihaknya juga berkesempatan mengunjungi lahan pertanian milik Corteva di wilayah Indiana. Di sana, Amerika Serikat memperlihatkan perkebunan Jagung, Kedelai dan padi dengan penerapan teknologi irigasi persawahan terpadu di wilayah Woodland, California yang berdekatan dengan San Fransisco.

"Kami bertemu langsung Direktur Indiana State Department of Agriculture untuk menggali lebih dalam dampak penerapan teknologi terkini yang sudah bersifat disruptive, serta sharing knowlegde terhadap manajemen produksi komoditas pangan yang berisfat mass production namun tetap efektif dan efisien menggunakan sumber daya yang memadai," ujarnya.

Secara garis besar, era perdagangan saat ini sudah didominasi oleh internet, tidak terkecuali pada sektor pertanian seperti pangan dan olahan.

Youth Entrepreneurships and Empowerment Support Services

Karena itu, International Fund for Agriculture Development (IFAD) akan mengucurkan pendanaan untuk kegiatan unggulan Kementerian Pertanian melalui proyek Youth Entrepreneurships and Empowerment Support Services (YESS).

Hal ini terungkap dalam sidang Executive Board IFAD ke-124 yang diselenggarakan pada 10-13 September 2018 di Roma Italia. Bertindak selaku Ketua Delegasi RI dalam sidang itu adalah Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Syukur Iwantoro, dengan anggota Delri berasal dari unsur Biro Kerja Sama Luar Negeri, Pusat Pelatihan Pertanian, dan KBRI Roma.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro menjelaskan, dengan program YESS keterlibatan generasi muda pada bidang pertanian diharapkan meningkat. Selain itu, YESS juga dapat menumbuhkan wirausaha muda di perdesaan dan tenaga kerja yang kompeten di sektor pertanian.

"Hal ini sesuai dengan program Kementerian Pertanian untuk penguatan sumber daya manusia pertanian. Pengembangan wirausaha tani merupakan prioritas kementerian, sehingga mendukung visi pemerintah untuk menuju Indonesia menjadi lumbung pangan dunia pada 2045," pungkasnya. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perbaikan Tata Kelola Harga Sawit dengan Sistem Satu Harga


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler