Langkahi Pemerintah, Putri Thailand Setujui Impor Vaksin COVID-19

Kamis, 27 Mei 2021 – 21:05 WIB
Raja Thailand Maha Vajiralongkorn dan Sineenat Wongvajirapakdi duduk di Grand Palance di Bangkok, Thailand, 27/8/2019. Foto: ANTARA/Royal Household Bureau/Handout via REUTERS

jpnn.com, BANGKOK - Saudari Raja Thailand, Putri Chulabhorn, telah menyetujui impor vaksin COVID-19 oleh lembaga yang dia sponsori, melangkahi peran pemerintah saat negara itu menghadapi lonjakan infeksi serta meningkatnya kemarahan publik atas peluncuran vaksinasi yang lambat dan kacau.

Sekretaris jenderal Akademi Kerajaan Chulabhorn menulis di Facebook bahwa "vaksin alternatif" akan melengkapi gerakan vaksinasi sampai pemerintah dapat memenuhi kebutuhan negara.

BACA JUGA: Thailand Capai Hampir 1.000 Kasus COVID-19 Dalam Sehari, Pembatasan Akan Diperketat

Keputusan itu diumumkan pada Selasa malam (25/5) dan memperluas kemampuan Akademi Kerajaan Chulabhorn untuk menangani virus corona. Pengumuman ditandatangani oleh Putri Chulabhorn, ketua lembaga tersebut sekaligus adik bungsu dari Raja Maha Vajiralongkorn.

"Akademi Kerajaan akan mendapatkan 'vaksin alternatif' sampai vaksin yang diproduksi di negara mencapai kapasitas yang cukup dapat melindungi dari wabah," tulis sekretaris jenderal Nithi Mahanonda di Facebook.

BACA JUGA: Myanmar Makin Berantakan, Warganya Memilih Kabur ke Thailand

Ia menambahkan bahwa akademi tersebut akan mematuhi peraturan tentang impor dan pendaftaran.

Pemerintah, yang telah lama bersikeras harus menangani semua impor vaksin, bulan depan akan memulai program imunisasi massal.

BACA JUGA: 34 Nelayan Aceh di Tangkap Thailand, Begini Saran Bang Azis untuk Pemerintah RI

Gerakan vaksinasi di Thailand sangat bergantung pada vaksin AstraZeneca yang diproduksi secara lokal oleh perusahaan milik raja.

Pengumuman di akun resmi Lembaran Kerajaa mengejutkan beberapa pihak di pemerintahan --yang didukung militer, dan terjadi ketika Thailand menderita wabah COVID-19 yang paling parah sejauh ini dan warganya semakin tidak nyaman tentang rencana vaksin.

Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul mengatakan dia tidak mengetahui perintah kerajaan itu sebelum diterbitkan.

"Saya baru melihat pengumumannya tadi malam. Tetapi jika itu menguntungkan negara, kami siap," kata Anutin saat diwawancarai televisi lokal.

Akademi Kerajaan Chulabhorn, yang mencakup rumah sakit dan lembaga penelitian, telah menyelenggarakan konferensi pers pekan lalu tentang impor vaksin Sinopharm. Thailand diperkirakan akan menyetujui vaksin buatan China untuk penggunaan darurat minggu ini.

Namun, belum jelas berapa banyak vaksin yang akan diimpor akademi dan kapan.

Pemerintah Thailand berharap dapat menyediakan enam juta dosis vaksin AstraZeneca dan tiga juta dosis vaksin Sinovac pada Juni, seiring dengan upayanya untuk sudah menginokulasi 70 persen dari lebih dari 66 juta penduduknya pada akhir tahun.

Rumah-rumah sakit swasta lain berencana membeli 10 juta dosis vaksin Moderna melalui perusahaan milik negara.

Pihak berwenang pada Kamis melaporkan 47 kematian baru akibat virus corona, rekor untuk hari kedua berturut-turut. Jumlah terbaru itu menjadikan total kematian menjadi 920 orang di tengah 141.217 kasus secara keseluruhan. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler