Wabah yang meluas ini merebak setelah Thailand berhasil mengendalikan virus ini hampir sepanjang tahun lalu. (AP: Chalida Ekvitthayavechnukul)

Kementerian Kesehatan Thailand mengingatkan pembatasan mungkin harus diperketat untuk menahan laju gelombang virus corona, setelah mencatat rekor angka kasus COVID-19 harian tertinggi.

Kementerian Kesehatan Thailand mengonfirmasi 967 kasus infeksi baru,  menjadi jumlah terbanyak yang pernah dicatat Thailand dalam 24 jam.

BACA JUGA: Menag Yaqut Melarang Zona Oranye Laksanakan Tarawih, Begini Respons Gubernur Khofifah

Total angka penularan COVID-19 di Thailand menjadi 32.625 sejak Januari 2020, termasuk di antaranya 97 kematian.

Rekor baru ini terjadi setelah Thailand berhasil mengendalikan virus tersebut hampir sepanjang tahun lalu.

BACA JUGA: Pebulu tangkis Fajar Alfian Sebut Puasa Tahun ini Lebih Berat

Menurut Sophon lamsirithawon, Wakil Dirjen Departemen Pengendalian Penyakit Menular, jika angka kasus terus naik dalam dua minggu ini, aturan yang lebih ketat dari pembatasan yang sekarang diberlakukan pada industri hiburan malam dan aturan jarak sosial akan diterapkan.

Menurutnya, hampir semua kasus baru saat ini telah terlacak berasal dari wabah bulan lalu di beberapa lokasi hiburan malam di Bangkok.

BACA JUGA: Muslim Australia Menyambut Ramadan di Tengah Ketakutan

Ia juga menambahkan warga seharusnya bekerja dari rumah dan tetap waspada.

Hasil tes dari mereka yang terinfeksi di sejumlah tempat hiburan di Bangkok menunjukkan beberapa di antara mereka telah terinfeksi varian virus corona dari Inggris yang diketahui lebih menular dibanding varian aslinya.

Peningkatan kasus yang sangat cepat terasa di ibu kota Bangkok, di tujuan wisata Chiangmai, serta di provinsi Chonburi di mana Pantai Pattaya berada.

Sebagai pusat perdagangan dan transportasi Thailand, Bangkok merupakan titik krusial penyebaran penyakit apapun.

Risikonya bertambah minggu ini setelah warga Thailand merayakan liburan tahun baru Songkran.

Saat itu sebagian besar warga biasanya pergi dari ibu kota untuk mengunjungi sanak saudaranya di kampung halaman mereka.

Meskipun berisiko, Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha tidak mengumumkan larangan apapun terkait perjalanan antar provinsi, saat ia mengumumkan aturan untuk memerangi penyebaran virus ini pekan lalu.

Pemerintahannya memerintahkan 41 provinsi untuk menutup tempat-tempat hiburan mereka selama 14 hari.

Para gubernur diberi wewenang untuk mengambil langkah-langkah lanjutan, termasuk larangan masuk ke wilayah mereka, sejumlah penutupan, pemberlakuan jam malam, dan tes untuk pengunjung dari luar provinsi.

Menurut kantor berita Thailand, para pejabat kesehatan Chiang Mai mensyaratkan pengunjung dari Bangkok dan empat provinsi di sekitarnya untuk melakukan isolasi mandiri sampai 14 hari lamanya.

Rumah sakit berkapasitas 280 tempat tidur telah disiapkan untuk merawat pasien COVID-19.

Mayjen Sophon Sarawat, kepala wilayah setempat mengatakan bahwa Pengadilan Bangkok Sabtu (10/04) telah menjatuhkan hukuman dua bulan penjara bagi manajer dua klub yang terlacak sebagai tempat merebaknya wabah, karena dinilai terbukti melanggar aturan tanggap darurat.

Aturan tersebut telah diberlakukan sejak tahun lalu dan mencakup aturan kesehatan untuk melindungi warga dari virus. 

Wabah ini telah menjadi masalah politik setelah sejumlah anggota senior pemerintahan dihukum karena melanggar aturan kesehatan.

Menteri Transportasi Thailand dikabarkan terinfeksi virus, namun ia dan anggota kabinet lainnya telah membantah tuduhan itu.

Sementara itu, Thailand juga kemungkinan besar akan menghadapi masalah jangka panjang setelah tertinggal dalam program vaksinasi 69 juta penduduknya, yang menjadikan negara itu semakin sulit untuk pulih dari penularan wabah yang terbaru.

Menurut wakil juru bicara pemerintah, Traisuree Tisaranakul, angka total vaksin virus corona yang telah diberikan di 77 provinsi sampai Jumat (09/04) adalah sebanyak 537.380 dosis.

Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa dari .

BACA ARTIKEL LAINNYA... AstraZeneca Kena Embargo, Begini Penjelasan Kemenkes soal Vaksinasi Dosis Kedua April

Berita Terkait