Langsung Fokus ke Asian Games 2014

KRAPSI Jakarta Jadi Ajang Pemantauan

Kamis, 26 Desember 2013 – 08:38 WIB

jpnn.com - JAKARTA - SEA Games 2013 sudah berlalu, tim renang Indonesia pun hanya dapat mengoleksi lima emas. Atau sekeping lebih sedikit dibandingkan dengan target enam emas yang sebelumnya telah digembar-gemborkan. Tetapi, tidak hanya sampai di situ saja usaha renang Indonesia untuk meningkatkan prestasinya.

 

Setelah SEA Games, Asian Games 2014 yang diselenggarakan di Incheon, Korsel, September tahun depan pun kini menjadi targetnya. Dan persiapan tersebut dimulai dari Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan Seluruh Indonesia (KRAPSI), di Kolam Renang Senayan, Jakarta, mulai hari ini hingga 29 Desember mendatang.

BACA JUGA: Terengganu Jajal Arema

KRAPSI menjadi satu di antara beberapa tahapan pemantauan untuk calon perenang di Asian Games yang akan dilakukan PB PRSI. Utamanya pada perenang yang kurang moncer pada SEA Games lalu.

BACA JUGA: Minus Michu, Kejar Aspas

"Kalau memang dari segi catatan waktunya memenuhi syarat, ya pasti si perenang tersebut bisa kami masukkan dalam tim Asian Games," ujar pelatih kepala tim renang Indonesia, Hartadi Noertjojo, di Jakarta, kemarin (25/12).

Pada KRAPSI kali ini, beberapa perenang andalan timnas di SEA Games kemarin memang akan turun dengan membawa panji klub masing-masing. Hanya, menurut Hartadi, potensi memantau prestasi para perenang non unggulan akan sedikit terbantu dengan habisnya peak performance perenang SEA Games.

BACA JUGA: Setan Merah Konfiden

Khusus untuk Asian Games mendatang, PRSI sudah mempunyai gambaran komposisinya. Tujuh slot akan disiapkan, dan dua nama sudah berpeluang besar mengisinya. Keduanya adalah Triadi Fauzi Shidiq dan I Gede Siman Sudartawa. Keduanya peraih emas bagi Indonesia di SEA Games lalu.

Selain itu, ungkap Hartadi, Ricky Anggawijaya juga bakal masuk bersama Triadi-Siman. Empat slot lainnya itulah yang akan diperebutkan perenang-perenang non andalan. Perenang putri yang handal diharapkan meroket dari KRAPSI Jakarta ini. "Paling tidak minimal satu perenang putri bisa masuk dalam tim," sebutnya.

Mengapa perenang putri? Alasannya sederhana. Indonesia selama ini hanya mampu berjaya di kolam renang untuk sektor putra, baik di ajang SEA Games atau Asian Games. Sedangkan untuk sektor putrinya masih bisa dikatakan melempem setelah berakhirnya masa kejayaan Elfira Rosa Nasution di era 1990-an.

Indonesia masih tertinggal jauh dari Singapura untuk sektor putrinya. "Satu perenang saja yang lolos, itu sudah cukup bagi kami. Paling tidak kan kami bisa mengusahakan untuk sektor putri tidak terlalu jauh ketinggalannya. Terlebih, jika ada perenang putri yang lolos ke Asian Games, maka ini bisa meningkatkan semangat perenang putri khususnya," bebernya.

Untuk KRAPSI yang memasuki edisi yang ke-35 kali ini, bakal diikuti setidaknya 1040 perenang dari 142 perkumpulan seluruh Indonesia. Jumlah tersebut tidak jauh dari KRAPSI 34 Bandung, tahun lalu.

Millenium Aquatic yang menjadi tuan rumah penyelenggara KRAPSI 2013 ini. Jika di 2012 lalu tuan rumah ESG Bandung jadi juara, maka tahun ini Millenium digadang-gadang jadi juaranya. (ren)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Man City v Liverpool, Boxing Day Paling Krusial


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler