LaNyalla Bangga Indonesia Ekspor Masker dan Alkes Rp 2,97 T Saat Pandemi Corona

Rabu, 30 Desember 2020 – 17:39 WIB
Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. Foto: Humas DPD.

jpnn.com, SURABAYA - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti memberi apresiasi atas capaian pelaku industri Indonesia 

yang berhasil mengekspor masker dan berbagai alat kesehatan pencegah virus corona hingga USD 209,4 juta atau sekitar Rp 2,97 triliun.

BACA JUGA: Soal Kampanye Pakai Masker, DPD RI: Pemimpin Harus Jadi Contoh Bagi Masyarakat

"Saya menyambut gembira pelaku industri dalam negeri mampu mengekspor masker dan alkes pencegahan Covid-19 yang jumlahnya cukup besar," katanya, Rabu (30/12).

LaNyalla menilai ini merupakan prestasi luar biasa. Sebab, nilai ekspornya mencapai hampir Rp 3 triliun.

BACA JUGA: Laris Manis, Tiongkok Raup Triliunan Rupiah dari Ekspor Masker dan APD

"Menurut saya ini merupakan prestasi luar biasa karena nilainya tidak main-main, hampir menembus Rp 3 triliun," ujar LaNyalla.

LaNyalla pun memuji pelaku industri nasional yang berhasil mendapat kepercayaan pasar internasional.

BACA JUGA: Refleksi Akhir Tahun, LaNyalla: DPD Kawal Pembuatan Aturan Turunan UU Ciptaker

Artinya, kata LaNyalla, kualitas barang-barang dari sektor kesehatan dalam negeri tidak diragukan lagi.

"Bahkan pasar internasional banyak yang mengambil barang-barang industri kesehatan dan farmasi dari Indonesia," sebut LaNyalla.

Tak hanya itu, keberhasilan ekspor masker dan alkes oleh Indonesia juga menunjukkan sisi positif lainnya.

Di saat banyak sektor usaha yang terkena dampak, kata LaNyalla, industri masker dan alkes justru mengalami peningkatan pesat saat pandemi.

Pelaku industri masker dan alat kesehatan lainnya mampu membuktikan tetap produktif di tengah pandemi.

"Tentunya hal ini akan berdampak baik terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia," tutur mantan ketum Kadin Jawa Timur itu.

Menurut informasi dari Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, jumlah ekspor masker dan alkes senilai Rp 2,97 triliun itu terdiri dari USD 73,3 juta ekspor masker bedah, USD 62,2 juta masker kain, USD 36,9 juta meltblown non-woven dari filamen buatan, USD 23,8 juta meltblown selain filamen buatan, USD 11,7 juta gaun bedah, dan USD 1,5 juta pakaian pelindung medis (coverall). Ini merupakan data hingga Agustus 2020.

Menurut data Kemenperin, pelaku industri masker dan alkes di Indonesia bisa memproduksi sekitar 37,1 juta coverall setiap bulannya. Mereka juga dalam sebulan mampu memproduksi  24,5 juta surgical town atau gaun bedah, 343,8 juta masker bedah, dan 360 ribu masker N95.

LaNyalla pun mendorong agar pemerintah terus memberi dukungan kepada pelalu industri masker dan alkes pencegahan Covid-19, baik melalui bantuan dana modal, kemudahan izin usaha, maupun berbagai pelatihan.

Dengan begitu, katanya, Indonesia juga mampu memenuhi kebutuhan negara-negara tetangga yang membutuhkan masker serta alat kesehatan lain dalam berjuang melawan Covid-19.

"Dukungan harus diberikan juga kepada pelaku industri kecil maupun menengah agar mampu meningkatkan produktivitas pembuatan masker dan alkes sehingga Indonesia bisa mengekspor lebih banyak lagi," tutup LaNyalla. (*/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler