jpnn.com - jpnn.com - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIA Jambi, rusuh, kemarin (20/1) sekitar pukul 08.30 WIB.
Ribuan napi meluapkan kekesalan diwarnai aksi anarkis. Ratusan aparat keamanan dikerahkan. Beruntung, keributan ini tidak meluas dan cepat diredam pihak terkait.
BACA JUGA: Kartini-Kartini di Balik Jeruji
Kapolresta Jambi, Kombes Pol Bernard Sibarani, yang turun ke lokasi mengatakan, keributan terjadi akibat adanya beberapa tuntutan napi terkait dengan pembatasan barang yang masuk ke dalam Lapas yang berlokasi di Jalan Pattimura, Kota Jambi, itu.
“Pertama terkait pemeriksaan barang-barang pabrikan seperti Indomie dan lainnya. Ada kedisiplinan yang belum bisa diterima. Napi meluapkan kekesalannya,” ujar Kombes Pol Bernard Sibarani, kepada wartawan.
Selain itu juga, keributan dipicu karena masalah penangkapan sipir Lapas yang hendak menyelundupkan 1 Kg ganja kering ke dalam Lapas.
“Terkait narkoba juga. Soal penangkapan yang kemarin itu (penangkapan ganja 1 Kg,red),” jelasnya.
Beberapa napi yang meluapkan kekesalannya. Bahkan, kaca koperasi pecah dilempar menggunakan batu. “Koperasi ada yang dilempar. Pecah kaca sedikit. Dilempar dengan batu kali ya,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jambi, Bambang Palasari, mengatakan, para Napi menyampaikan aspirasi terkait adanya kebijakan yang belum disosialisasikan.
Misalnya, pemeriksaan makanan yang masuk. Karena petugas yang kurang, jadi Napi menunggu. Ini menyebabkan pemeriksaan yang lama.
“Kita sekarang akan evaluasi pemeriksaan itu agar cepat. Sepanjang tidak dilarang undang-undang barang bawaan itu bisa dibawa masuk,” ujar Bambang.
Kendati demikian, untuk barang yang masuk tetap akan diperiksa secara ketat. Sebab, ditakutkan adanya penyelundupan barang terlarang seperti narkoba. Hanya saja, petugas yang akan ditambah.
Saat ditanya terkait dengan protes Napi wajib membeli barang di Koperasi dan harganya terlalu mahal, Kakanwil menyebutkan, warga binaan meminta kepengurusan seperti sedia kala. “Yang ini kita akomodir la,” bebernya.
Penyampaian aspirasi Napi, sambungnya, dilakukan dengan santun. Suasana kondusif dan aman. Meskipun ada beberapa orang yang melakukan pelemparan botol.
“Ada bekas aqua melayang aja ada yang bilang, eee ada pak Kanwil ayo tertib,” sebutnya.
Menurutnya, Lapas Jambi sudah over load. Dari kapasitas 300 kini dihuni 1.740 orang. Jadi over kapasitasnya sudah lebih dari 400 persen. Untuk pengamanan juga 1 banding 150. Idealnya 1 banding 20.
Pantauan di lapangan, 150 personel Polresta Jambi dikerahkan untuk melakukan pengamanan. Anggota terdiri dari Satuan Intelkam, Sabhara dan Buser.
Mereka ditempatkan di sekeliling Lapas. Mulai dari pintu utama hingga pintu kedua.
Tidak hanya itu, belasan personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) juga terlihat di lokasi. Bahkan, anggota bersenjata lengkap Detasemen Gegana Brimobda Jambi yang dipimpin Dansat Brimob, Kombes Pol IKG Wijatmika juga turun ke Lapas Jambi.
Untuk menghindari segala sesuatu yang kemungkinan akan terjadi, dua unit mobil pemadam kebakaran juga dikerahkan ke lokasi.
Belasan petugas terlihat siaga di mobil yang terparkir di jalan depan Lapas. (pds)
Redaktur & Reporter : Soetomo