jpnn.com - AMSTERDAM - Dewan Keamanan Belanda (DSB) mengumumkan laporan akhir investigasinya, Selasa (13/10) kemarin. Hasilnya, tim menegaskan pesawat Malaysia Airlines MH17 benar ditembak jatuh dengan peluncur rudal darat ke udara BUK di wilayah udara timur Ukraina tahun lalu.
Ketua tim DSB, Tjibbe Joustra mengatakan, rudal itu meledak di sebelah kiri kokpit pesawat tersebut.
BACA JUGA: Ini Informasi Penting bagi Penggemar Majalah Playboy
"MH17 ditembak jatuh dengan peluncur rudal darat ke udara BUK," katanya ketika menyajikan laporan akhir tragedi MH17 di Pangkalan Udara Gilze-Rijen, Belanda seperti dilansir laman Bernama hari ini.
Pesawat MH17 ditembak jatuh pada ketinggian 9,144 meter dan jatuh di daerah bergolak Ukraina dekat perbatasan Rusia pada 17 Juli 2014.
BACA JUGA: Sasar Basis ISIS, Rusia Targetkan Bom 53 Lokasi Di Suriah
Semua 283 penumpang dan 15 kru pesawat Boeing 777 itu, yang dalam perjalanan ke Kuala Lumpur dari Amsterdam, tewas.
Joustra mengatakan, penyelidikan menemukan, MH17 terbang secara normal sehingga pada saat kejadian, ketika pesawat itu melintasi wilayah udara timur Ukraina.
BACA JUGA: Ceroboh, Toko Senpi Didenda Rp 81,6 Miliar
Dia mengatakan pada pukul 1.25 siang waktu setempat, peledak 9N314M yang diluncurkan melalui sistem rudal BUK dari timur Ukraina, meledak di sebelah kiri dan atas kokpit.
"Bagian depan pesawat itu ditembus oleh ratusan objek berkuasa tinggi dari bahan peledak tersebut.
"Setelah dari dampak dan ledakan berikutnya, tiga kru kokpit tewas seketika dan pesawat itu hancur di udara," katanya.
Dia mengatakan, bangkai pesawat terlibat tersebar dalam jarak 50 kilometer persegi. Laporan itu dikeluarkan 15 bulan setelah penyelidikan oleh tim internasional dari Belanda, Ukraina, Malaysia, Australia, Inggris, dan Amerika Serikat.
Joustra mengatakan, laporan akhir oleh DSB itu dibuat berdasarkan penyelidikan kepada beberapa sumber termasuk sistem senjata yang digunakan, pola kerusakan pada badan pesawat, serpihan yang ditemukan di lokasi kejadian dan tubuh penumpang, serta bagaimana pesawat itu pecah.
Lanjutnya, penemuan itu juga didukung oleh data perekam penerbangan termasuk Perekam Suara Kokpit (CVR) yang merekam suara saat detik akhir kejadian.
"DSB turut menolak penyebab tragedi disebabkan ledakan dalam pesawat atau ditembak oleh rudal udara ke udara," ujarnya.
Dia mengatakan, berdasarkan pada kondisi tidak aman konflik di Ukraina ketika itu, Kiev harus menutup wilayah udara di daerah tersebut.
Baca juga: MH17: Penumpang Sempat Menyadari 90 Detik sebelum Mereka Dijemput Ajal
Baca juga: Wahai Rusia! Tolong Dengar Permintaan Keluarga Korban MH17 Ini, Sederhana Kok
Baca juga: Laporan Akhir Investigasi MH17 Diumumkan, Begini Komentar AS dan PBB
"Kami memutuskan, Ukraina sebenarnya memiliki alasan yang kuat untuk menutup wilayah udaranya," ujar Joustra.
Mereka yang tewas adalah 192 warga Belanda; Malaysia (44); Australia (27); Indonesia (12); Inggris (10); masing-masing empat dari Belgia dan Jerman; Filipina (3); dan masing-masing satu dari Kanada, dan Selandia Zealand. (Bernama/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... EDAN, Obsesi Lubangi Wajah Itu Berbuah Guinness World Records
Redaktur : Tim Redaksi