Larangan Ekspor Gandum Pemerintah India Berbahaya Bagi Indonesia, Waspada!

Sabtu, 14 Mei 2022 – 21:15 WIB
Ekonom menilai pelarangan ekspor semua gandum yang dilakukan India berdampak  terhadap stabilitas harga pangan dalam negeri. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai pelarangan ekspor semua gandum yang dilakukan India berdampak terhadap stabilitas pangan di dalam negeri.

Sebelumnya, India melarang ekspor gandum setelah mengumumkan inflasi harga konsumen tahunan yang mendekati level tertinggi selama delapan tahun, yakni di 7,79 persen pada April 2022

BACA JUGA: Peringatan May Day Fiesta, Kapolri: Berkat Buruh, Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen

Inflasi tersebut membuat komoditas makanan ritel melonjak tinggi menjadi 8,38 persen.

India merupakan produsen gandum nomor dua terbesar di dunia setelah China dengan kapasitas produksi 107,5 juta ton.

BACA JUGA: Ekonom UI Ingatkan BI soal Ketetapan Meningkatkan Suku Bunga Acuan, Jangan Sampai

"Indonesia sendiri mengimpor gandum sebesar 11,7 juta setiap tahunnya atau setara USD 3,45 miliar, sementara angka impor naik 31,6 persen dibanding tahun sebelumnya," ujar Bhima, Sabtu (14/5).

Menurut Bhima, jika India melakukan proteksionisme dengan larang ekspor gandum, sangat berisiko bagi stabilitas pangan di dalam negeri.

BACA JUGA: Thomas Cup 2022: Pulangkan Denmark, India Ciptakan Sejarah Baru

Bhima menjelaskan terdapat empat dampak yang dirasakan akibat pelarangan ekspor gandum tersebut.

Pertama, harga gandum di pasar internasional telah naik 58,8 persen dalam setahun terakhir.

Imbas pada inflasi pangan tentu akan menekan daya beli masyarakat, misalnya tepung terigu, dan mi instan.

"Indonesia tidak bisa memproduksi gandum sehingga banyak  industri makanan minuman skala kecil m harus putar otak untuk bertahan di tengah naiknya biaya produksi," ungkapnya.

Kemudian, larangan ekspor gandum yang belum diketahui sampai kapan waktunya membuat kekurangan pasokan menjadi ancaman serius.

Ketiga, pengusaha harus segera mencari sumber alternatif gandum.

Menurut Bhima, ini seharusnya menjadi kesempatan untuk alternatif bahan baku selain gandum seperti  jagung, singkong, hingga sorgum yang banyak ditemukan di Indonesia.

Selanjutnya, pakan ternak yang sebagian menggunakan campuran gandum akan menyebabkan harga daging dan telur juga naik lantaran harga gandum meningkat.

Oleh karena itu, Bhima menyarankan agar pemerintah segera mempersiapkan strategi untuk mitigasi berlanjutnya ekspor gandum India.

"Stok gandum di tanah air harus dihitung dari sekarang dan berapa alternatif negara penghasil gandum yang siap memasok dalam waktu dekat," ujarnya. (mcr28/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... India Bertemu Indonesia di Final Thomas Cup 2022 Seusai Menyingkirkan Denmark


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Wenti Ayu Apsari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler