jpnn.com, JAKARTA - Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri menyebut larangan ekspor crude palm oil (CPO) atau minyak goreng (migor) belum efektif.
Pasalnya, kebijakan tersebut belum sesuai dengan yang diharapkan pemerintah, yakni memenuhi stok minyak goreng dengan harga terjangkau di Indonesia.
BACA JUGA: Harga Minyak Goreng Tak Kunjung Turun meski Ada Larangan Ekspor, Ini Penyebabnya
Menurut Mansuri, kebijakan tersebut justru banyak menambah kerugian negara, termasuk Indonesia.
Di samping itu, dia mengimbau agar pemerintah memanggil pemilikl perusahaan minyak goreng untuk berdiskusi menemukan solusi.
BACA JUGA: Petani Kelapa Sawit Yakin Larangan Ekspor CPO Segera Dibuka, Ini Alasannya
"Kalau masih memaksakan pola pemerintah sepertinya tidak efektif, justru menambah kerugian termasuk negara kita," ujar Mansuri kepada JPNN.com, Kamis (5/5).
Lebih lanjut, Mansuri bukan bermaksud agar pemerintah mencabut kebijakan itu melainkan mengimbau agar mencari solusi lain yang lebih efektif.
BACA JUGA: KRI Mandau 621 Amankan Kapal Bermuatan 4.100 Ton CPO di Selat Makassar
"Idulfitri juga sudah selesai ya. Namun, sejauh ini belum efektif untuk menurunkan harga minyak goreng," kata Mansuri.
Selain itu, makin tertahan harga yang dilarang ekspor ke luar negeri, membuat kepanikan negara-negara yang membutuhkan CPO dari Indonesia.
Harga dunia juga dikhawatirkan makin tinggi karena kebijakan dari Indonesia.
"Ini yang membuat harga dunia memungkinkan untuk naik terus. Jadi solusinya pengusaha minyak goreng di Indonesia harus duduk bersama mencari solusi terbaik agar ada win win solution," ucapnya. (mcr28/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Laskar Ngawi & Agung Intiland Berbagi Minyak Goreng
Redaktur : Friederich Batari
Reporter : Wenti Ayu Apsari