Laris Manis di Pasar Global, Ekspor Sarang Walet dan Porang Digenjot

Rabu, 05 Mei 2021 – 09:30 WIB
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyampaikan pemerintah akan mendorong peningkatan ekspor sarang burung walet dan porang. Foto: Arry Saputra/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyatakan bakal bekerja sama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mendorong peningkatan ekspor sarang burung walet.

Hal tersebut disampaikan Lutfi saat memberikan keterangan pers bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo usai mengikuti Rapat Terbatas yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) membahas pengembangan budidaya sarang burung walet dan tanaman porang, Rabu (04/05), di Jakarta.

BACA JUGA: Kemendag dan Google Indonesia Luncurkan Program Dukung UMKM Indonesia Timur

“Kami akan mengadakan shifting, mengadakan persamaan aturan-aturan antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan. Idenya satu bahwa kami akan mencoba menggalakkan ekspor kekayaan Indonesia ini untuk mendapatkan hasil terbaik bagi petani-petani, bagi industri di dalam negeri,” ujarnya.

Eks Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat itu memaparkan sarang burung walet mempunyai nilai yang luar biasa. Menurutnya, Indonesia ialah produsen utama dunia untuk komoditas ini.

BACA JUGA: Jelang Ramadan, Kemendag: Tidak Perlu Operasi Pasar, Tetapi Ini Syaratnya...

“Indonesia menjadi produsen utama sarang burung walet untuk dunia. Bahkan, kalau tidak salah saya, hampir 80 persen kapasitas dunia itu disuplai dari Indonesia,” ujarnya.

Menukil data Kemendag, pada 2020 ekspor Indonesia untuk komoditas tersebut mencapai sekitar 1.316 ton dengan nilai USD 540 juta.

BACA JUGA: Bea Cukai Terus Menggali Potensi Ekspor Dari Berbagai Daerah

Namun, Lutfi menyebut terdapat disparitas harga yang luar biasa dari komoditas ini dikarenakan masing-masing negara tujuan utama mempunyai harga yang berbeda.

“Misalnya sebagai contoh Hongkong yang kita menjual hampir lebih dari 85 persen dari ekspor kita, harga per kilogramnya itu hanya USD 88 dolar, sedangkan di RRT (Republik Rakyat Tiongkok) harga satu kilogramnya lebih dari USD 1.500 dolar,” ungkap lulusan Universitas Purdue, Indiana, AS itu.

Terkait hal tersebut, lanjut Lutfi, Presiden Jokowi memerintahkan jajarannya untuk memastikan agar Indonesia mendapatkan harga yang terbaik.

“Kami akan bekerja bersama-sama, tadi dipimpin oleh Bapak Presiden, Kementerian Perdagangan akan mengadakan streamlining dari proses-proses perizinan ekspor dan memastikan bahwa kita akan mendapatkan harga yang terbaik untuk sarang burung walet tersebut,” tuturnya.

Eks Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jaya itu juga menjelaskan, berdasarkan kunjungan kerja ke RRT beberapa waktu lalu, telah didapatkan komitmen untuk membeli sarang burung walet dengan total nilai Rp 16 triliun.

“Hari ini angka itu baru separuhnya dan kita akan mengejar target tersebut di akhir tahun 2021,” ujar Lutfi.

Ekspor Porang Juga Jadi Perhatian

Terkait tanaman porang, Lutfi juga akan bekerja sama dengan Kementan dan Kementerian Perindustrian untuk mendorong peningkatan ekspor produk tersebut.

“Kami akan kerjakan bersama-sama oleh Menteri Pertanian dari hulunya, kemudian Menteri Perindustrian untuk prosesnya, dan juga dari Kementerian Perdagangan untuk menjualnya di pasar dunia,” ujarnya.

Eks Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu menambahkan tanaman porang ialah produk substitusi dari tepung terigu yang dinilai lebih sehat.

“Makanan baru ini adalah non-gluten food atau pengganti daripada tepung terigu dan ini sangat disukai karena lebih sehat, menjamin kesehatan, hidup lebih panjang, dan ini merupakan tren dan mendapatkan harga yang luar biasa,” tegas Muhammad Lutfi. (mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler