Launching Buku Tanpa KPK, Bamsoet: Saut Minta Maaf

Minggu, 10 September 2017 – 14:30 WIB
Launching buku 'Ngeri-Ngeri Sedap'. Foto: Boy Muhammad/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo meluncurkan buku karyanya yang ke 13 berjudul "Ngeri-Ngeri Sedap" di Jakarta Selatan, Minggu (10/9).

Launching ini dihadiri sejumlah pejabat yang kebanyakan mitra kerja Komisi III DPR.

BACA JUGA: Saut: Kamu tidak Boleh Nangkap Kalau tak Ada Bukti

Namun, dari unsur KPK yang juga mitra kerja Komisi III DPR tidak hadir.

Bambang menuturkan, Wakil Ketua KPK Thony Saut Situmorang sudah meminta maaf tidak hadir di launching bukunya.

Menurut Bambang, Saut mengaku sebenarnya ingin menyumbang satu lagu dengan saxophone miliknya.

"Tapi beliau ada acara lain yakni pelatihan saksi antikorupsi di Bandung sehingga izin tidak hadir. Beliau salam buat semua," kata Bambang.

Sejumlah pejabat yang hadir antara lain, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Menkumham Yasonna Hamonangan Laoly, Jaksa Agung Prasetyo, Ketua PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin, Ketua Komisi Yudisial Aidul Fitriciada Azhari, Ketua LPSK Abdul Haris Semendawai.

Hadir juga Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, Ketua Banggar DPR Aziz Syamsudin, Ketua Pansus Hak Angket KPK Agun Gunandjar Sudarsa, pimpinan dan anggota Komisi III DPR serta tamu lainnya.

Suasana terlihat akrab. Bamsoet yang mengenakan kemeja putih juga santai alias tidak tegang menyapa para tamunya.

Bamsoet mengatakan, mungkin muncul pertanyaan kenapa masih bisa menyapa para pimpinan lembaga meskipun diketahui saat ini situasi atau tensi politik tengah tegang.

Termasuk soal DPR dan KPK. Bambang menyatakan, DPR pernah tegang dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat Polri menolak untuk melaksanakan mekanisme panggil paksa kepada KPK yang tidak memenuhi undangan Pansus.

Pun demikian dengan Menkumham Yasonna, juga pernah ribut terutama soal dualisme Partai Golkar beberapa waktu lalu.

Tapi, tegas Bamsoet, ketegangan-ketegangan yang ada bukanlah persoalan personal.

"Kita sedang urus negara, bukan sedang bercinta. Jadi, tidak perlu pakai perasaan," katanya.

Menurut politikus Partai Golkar ini, perdebatan yang ada itu lebih kepada menjalankan tugas masing-masing.

"Tapi, begitu ketemu di luar sebagai sahabat, kami bersahabat lagi," katanya.

Dia mengatakan, kalau ketemu Ketua KPK Agus Rahardjo juga ketawa-ketawa dan bercanda.

Pun demikian jika bertemu dengan Komisioner KPK Saut Situmorang, Basaria Panjaitan, Laode M Syarif serta Alexander Marwata tidak pernah ada masalah.

"Tidak ada masalah personal," tegasnya.

Lebih lanjut Bamsoet mengatakan, buku Ngeri-Ngeri Sedap ini juga untuk mengenal almarhum Sutan Bhatoegana yang memopulerkan istilah itu.

"Ini sekaligus mengenang sahabat kami Sutan Bhatoegana," katanya.

Dia menyatakan, dulu ketika KPK menangkap Sutan, selalu menyebut bahwa itu merupakan pintu masuk mengungkap mafia minyak dan gas (migas).

"Tapi, sampai sekarang tidak ada, cuma Pak Sutan saja yang kena," ujarnya.

Selain itu, lanjut Bamsoet, buku ini juga menggambarkan kondisi bangsa yang tengah dihadapi saat ini.

"Ada ngeri-ngerinya, ada sedap-sedapnya. Ngeri-ngeringa kita lihat tiba-tiba ada masalah SARA yang selama ini kita hindarkan, mencuat gara-gara Pilkada," paparnya.

Kemudian, masalah ekonomi Indonesia gang belum menjanjikan atau dalam kondisi yang ngeri-ngeri. "Tetapi pasti ada sedap-sedapnya," katanya.

Selain itu, juga menyinggung sisi hukum misalnya 15 tahun KPK tapi belum bisa menekan korupsi. Malah korupsi semakin meluas. Kondisi ini betul-betul memprihatinkan.

"Tidak ada lagi lembaga yang bebas dari tudingan korupsi," tegasnya. (boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler