JAKARTA – Wajah cantik Laura Basuki segera bisa dinikmati di bioskop. Sebab, film terbarunya, Madre, ditayangkan serentak pada 28 Maret mendatang. Dalam film yang diadaptasi dari novelet karya Dewi Lestari tersebut, Laura beradu peran dengan Vino G. Bastian.
Istri pengusaha Leo Sanjaya itu berperan sebagai Meilan Tanuwidjaja. Film itu bercerita soal toko roti. Jadi, ada seorang pemuda bernama Tansen (Vino) yang diwarisi madre. Madre dalam bahasa Spanyol berarti ibu. Yang dimaksud di sini adalah biang roti yang sudah berusia 70 tahun.
”Zaman dulu kan bikin roti itu pakai biang. Nah, usia madre ini sudah 70 tahun. Harus dipertahankan turun-temurun dan sampailah ke Tansen untuk menjaganya,’’ cerita Laura ketika ditemui di Istora Senayan Sabtu lalu (9/3).
Sementara itu, Mei, tokoh yang diperankan Laura, merupakan seorang pengusaha roti, tetapi menggunakan cara modern. Karena ceritanya berhubungan dengan roti, peraih Piala Citra 2010 tersebut senang.
Sebab, tiap syuting makan roti terus. Ditambah lagi, para pemain filmnya sama-sama suka berwisata kuliner. Jadilah break syuting diisi dengan berburu kuliner.
Apalagi syuting Madre dilakukan di Bali dan Bandung. ”Udah tahu dong di Bandung ini banyak banget kulinernya. Jadi, kerjaannya makan terus,’’ kata Laura yang merasa dapat partner berburu kuliner di sana, yaitu Didi Petet. Meski break hanya satu jam, mereka langsung kabur cari tempat makan. Alhasil, berat badan Laura naik 2 kilogram.
”Lihat saja nanti di film, saya lebih gemukan,’’ ungkapnya. Untuk memerankan Mei, Laura memang diminta untuk menaikkan berat badan. Jadi, naik 2 kilogram tidak menjadi masalah besar untuknya.
Syuting di Bandung juga dijadikan momen oleh Laura dan sang suami untuk jalan-jalan. Pada akhir pekan, Leo menyusul Laura ke Bandung. Karena pekerja kantoran, mudah bagi Leo memanfaatkan waktu. Tidak seperti Laura yang terkadang akhir pekan saja masih bekerja.
”Kalau Sabtu dan Minggu dia nyusul ke lokasi syuting. Jadi bisa jalan bareng,’ ceritanya. Hampir 90 persen produksi Madre dilakukan di Bandung. Sementara itu, 10 persennya dilakukan di Bali. Jadi, Laura harus tinggal di Bandung selama kurang lebih sebulan.
Harus meninggalkan suami sebulan, Laura bilang suaminya tidak masalah. Dia malah mendukung. Sebab, Leo sangat support profesinya. Bahkan, ketika Laura harus syuting di pedalaman Papua yang susah sinyal pun, dia mendukung.
”Suamiku itu tidak pernah membatasi. Dia sangat mendukung. Saya juga dukung kerjaan dia. Dia belajar soal film sama saya. Saya belajar soal bisnis sama dia,’’ terangnya.
Bahkan ketika datang tawaran main film, sang suami ikut membaca skenario. Jika Laura tengah belajar dialog, Leo juga tak sungkan membantunya. ”Biasanya, dia mau bantuin jadi lawan main,’’ tambahnya. (jan/c6/any)
Istri pengusaha Leo Sanjaya itu berperan sebagai Meilan Tanuwidjaja. Film itu bercerita soal toko roti. Jadi, ada seorang pemuda bernama Tansen (Vino) yang diwarisi madre. Madre dalam bahasa Spanyol berarti ibu. Yang dimaksud di sini adalah biang roti yang sudah berusia 70 tahun.
”Zaman dulu kan bikin roti itu pakai biang. Nah, usia madre ini sudah 70 tahun. Harus dipertahankan turun-temurun dan sampailah ke Tansen untuk menjaganya,’’ cerita Laura ketika ditemui di Istora Senayan Sabtu lalu (9/3).
Sementara itu, Mei, tokoh yang diperankan Laura, merupakan seorang pengusaha roti, tetapi menggunakan cara modern. Karena ceritanya berhubungan dengan roti, peraih Piala Citra 2010 tersebut senang.
Sebab, tiap syuting makan roti terus. Ditambah lagi, para pemain filmnya sama-sama suka berwisata kuliner. Jadilah break syuting diisi dengan berburu kuliner.
Apalagi syuting Madre dilakukan di Bali dan Bandung. ”Udah tahu dong di Bandung ini banyak banget kulinernya. Jadi, kerjaannya makan terus,’’ kata Laura yang merasa dapat partner berburu kuliner di sana, yaitu Didi Petet. Meski break hanya satu jam, mereka langsung kabur cari tempat makan. Alhasil, berat badan Laura naik 2 kilogram.
”Lihat saja nanti di film, saya lebih gemukan,’’ ungkapnya. Untuk memerankan Mei, Laura memang diminta untuk menaikkan berat badan. Jadi, naik 2 kilogram tidak menjadi masalah besar untuknya.
Syuting di Bandung juga dijadikan momen oleh Laura dan sang suami untuk jalan-jalan. Pada akhir pekan, Leo menyusul Laura ke Bandung. Karena pekerja kantoran, mudah bagi Leo memanfaatkan waktu. Tidak seperti Laura yang terkadang akhir pekan saja masih bekerja.
”Kalau Sabtu dan Minggu dia nyusul ke lokasi syuting. Jadi bisa jalan bareng,’ ceritanya. Hampir 90 persen produksi Madre dilakukan di Bandung. Sementara itu, 10 persennya dilakukan di Bali. Jadi, Laura harus tinggal di Bandung selama kurang lebih sebulan.
Harus meninggalkan suami sebulan, Laura bilang suaminya tidak masalah. Dia malah mendukung. Sebab, Leo sangat support profesinya. Bahkan, ketika Laura harus syuting di pedalaman Papua yang susah sinyal pun, dia mendukung.
”Suamiku itu tidak pernah membatasi. Dia sangat mendukung. Saya juga dukung kerjaan dia. Dia belajar soal film sama saya. Saya belajar soal bisnis sama dia,’’ terangnya.
Bahkan ketika datang tawaran main film, sang suami ikut membaca skenario. Jika Laura tengah belajar dialog, Leo juga tak sungkan membantunya. ”Biasanya, dia mau bantuin jadi lawan main,’’ tambahnya. (jan/c6/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Maudy Terharu Disejajarkan dengan J.Lo
Redaktur : Tim Redaksi