Penyerahan penghargaan itu dilakukan saat acara diskusi panel World Leadership Forum di Gedung PricewaterhouseCoopers, New York, Rabu petang waktu setempat atau Kamis (27/9) waktu Indonesia. SBY menerima medali penghargaan itu dari Presiden FPA Noel Lateef.
SBY mengatakan, dunia berada dalam situasi perdamaian yang hangat. Namun, perdamaian itu masih jauh dari kondisi damai yang sesungguhnya setelah era Perang Dingin berakhir. "Ketika hubungan antara negara-negara besar stabil dan kooperatif, terdapat gejolak politik yang akan terus mengacaukan sistem internasional untuk menjadi lebih baik," katanya.
Selain penghargaan FPA, SBY juga mendapat penghargaan lain saat berada di New York. Yakni, penghargaan Valuing Nature Award dari organisasi lingkungan global dan penghargaan USABC 21st Century Economic Achievement dari US-ASEAN Business Council.
Sementara itu, di sela sidang majelis umum PBB, SBY sempat bertemu dengan Sekjen PBB Ban Ki-moon. Tidak ada pembicaraan khusus antara keduanya. SBY hanya menyerahkan cinderamata berupa foto berisi gambar saat Ban yang didampingi SBY meninjau Indonesia Peace and Security Center (IPSC), Sentul, Bogor, Jawa Barat, 20 Maret lalu.
Di Jakarta, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan apresiasi buat Presiden SBY atas sikapnya terkait film Innocence of Moslems dalam forum PBB. Menurut JK, konflik yang diakibatkan oleh agama selalu lintas batas. Tidak akan berhenti di satu tempat. "Cross boarder, lintas apapun termasuk negara," ujarnya.
"Saya setuju dengan Presiden SBY untuk masalah konflik agama ini. Memang mendapat perhatian lebih," imbuh JK. Dia berharap agar konflik agama setelah ini tak banyak terjadi. Mengingat besarnya dampak yang muncul dari konflik dengan latar belakang agama. (fal/dim/ca)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cegah Kembalinya Represi Model Orba
Redaktur : Tim Redaksi