Layanan SMS Premium Dilarang, Bisnis Konten Beralih ke Web

Rabu, 08 Februari 2012 – 18:51 WIB

JAKARTA - Meledaknya kasus penyedotan pulsa membuat industri konten terpuruk. Kondisi ini diperparah dengan penjualan produk-produk yang kurang kreatif dan inovatif.

Direktur Operasional Indonesia Mobile and Onlilne Content Provider Association (IMOCA), Tjandra Teja, awal terpuruknya bisnis konten lantaran ada yang membuat konten yang asal-asalan dan kasus penyedotan pulsa. 

“Dalam promosinya terkesan menawarkan berbagai hadiah, sehingga membuat konsumen tertarik untuk mengunduhnya. Padahal konsumen akan tersedot pulsanya jika menerima layanan tersebut. Konten-konten yang menghabiskan pulsa konsumen inilah yang merusak bisnis konten secara keseluruhan," kata Tjandra di Jakarta, Rabu (8/2).

Untuk melindungi konsumen, kata Tjandra, harusnya ada aturan yang mengikat para regulator dan juga operator. Regulator dan operator yang melanggar harus ditindak.

Menurut Tjandra, IMOCA sendiri sudah menerapkan sanksi terhadap anggotanya yang melanggar. Namun, ini tidak efektif karena Content Provider (CP) yang keluar dari IMOCA tetap bisa berbisnis. "Harusnya regulator dan juga operator, menggunakan rekomendasi yang dikeluarkan oleh IMOCA,“ pintanya.

Kondisi ini mengakibatkan seluruh CP terkena imbasnya setelah seluruh layanan SMS Premium dihentikan melalui surat edaran Menteri Komunikasi dan Informatika. Hingga kini masih ada beberapa operator yang belum membuka kerjasama dengan CP. “Pendapatan CP turun drastis,
dari yang biasanya dapat 100, dapat 10 saja sudah bagus,“ pungkasnya.

Namun Tjandra optimis bisnis konten ke depan akan tetap cerah. Sepanjang para pelaku bisnis konten mau membuat produk-produk yang kreatif dan inovatif. Tak hanya sekedar layanan berbasis SMS Premium. Namun harus meningkatkan dengan membuat konten berbasis web.

Kehadiran toko aplikasi seperti halnya apps store, yang menjual aplikasi khusus untuk iPhone, Android market dan App world merupakan tantangan tersendiri bagi kalangan konten provider. Selain itu konten juga bisa melayani korporasi, dengan membuat berbagai solusi, seperti micro payment.

Para pelaku bisnis operator selular yang tergabung dalam ATSI (Asosiasi Telekomunikasi Selular Indonesia) juga optimis, tahun 2012 adalah tahun layanan data. Operator akan berupaya menghadirkan layanan VAS (value added service) untuk mengantisipasi mandegnya pertumbuhan layanan voice dan SMS. Karena itu kehadiran CP masih tetap diperlukan.

“ATSI memandang tahun 2012 dengan optimistik dan memprediksi bahwa industri akan lebih memfokuskan diri kepada layanan data dan broadband,” ucap Ketua Umum ATSI, Sarwoto Atmosutarno sembari mengatakan operator harusnya tidak lagi fokus meningkatkan jumlah pelanggan, namun lebih ke arah penggunaan layanan. (awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ratusan Barang Kadaluarsa Disita


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler