jpnn.com, JAKARTA - DPW LDII Jawa Timur menggelar tausiah kebangsaan dan konsolidasi organisasi bertema Pancasila dalam Tindakan, Perkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia, Minggu (20/6).
Alasan diadakannya tausiah itu melihat banyaknya temuan di lapangan mengenai generasi milenial yang tak hafal dengan Pancasila, bahkan dengan butir-butirnya.
BACA JUGA: Penjelasan Kepala BKN tentang Pertanyaan Memilih Pancasila atau Al-Qurâan
"Itu malah tidak hafal sama sekali, makanya dalam pelaksanaan ini, mendapat siraman dari Kiai Ali Maschan Moesa (Ketua MUI Jatim) dan Polda," kata Ketua DPW LDII Jatim Kiai Moch Amrodji Konawi.
Berangkat dari keresahan dan kekhawatiran terpecahnya NKRI, dengan tausiah itu bisa melakukan pencegahan. Wawasan kebangsaan perlu ditanamkan sejak dini kepada generasi muda.
BACA JUGA: Jadwal ASN Gelar Apel, Menyanyi Indonesia Raya, Membaca Teks Pancasila, Catat ya
"Bangsa kita ini luar biasa, 17 ribu lebih kalau bicara pulau, belum lagi bahasa dan suku bangsanya. Kalau sampai tidak memiliki wawasan kebangsaan yang kuat maka akan terjadi perpecahan" tutur dia.
Kiai Amrodji mengatakan bahwa Pancasila tidak boleh diotak-atik karena itu merupakan dasar negara. Artinya kalimat yang tercantum di dalamnya menyamakan dari semua yang berbeda menjadi satu.
BACA JUGA: Penjelasan Penting Kenapa Pertanyaan Pilih Pancasila atau Al-Quran Muncul
"Satu itu, baik agama apapun, Hindu, Kristen, Budha, Islam, harus sepakat menerima Pancasila sebagai dasar negara," jelas dia.
Menurut dia, mencintai Pancasila dan UUD 1845 sudah tertanam dalam diri masing-masing pemuda. Namun, mengenai wawasan kebangsaan harus ada penekanan.
"Jadi, harus ada stressing lagi. Ini kebutuhan kita, kebutuhan bangsa. Hal itu harus ditanamkan agar tidak menyebabkan krisis kebangsaan," ujar dia.
Oleh karena itu, Amrodji berharap tausiah ini tak berhenti begitu saja. Baik keluarga LDII maupun masyarakat lainnya bisa ikut juga ke depannya.
"Nanti akan dilanjutkan ke DPD, kota/kabupaten. Bukan hanya di tatanan pengurus, syukur-syukur masyarakat bisa bergabung mendapatkan tausiah dalam memperkuat NKRI," tambah Amrodji.
Sementara itu, Ketua MUI Jatim Prof Dr Ali Maschan Moesa mengatakan, proses berbangsa itu kapan pun harus diyakinkan secara terus menerus.
"Proses mendidik itu enggak boleh berhenti. Perubahan begitu besar pengaruh begitu besar, maka tausiah kebangsaan seperti ini harus terus berlanjut," pungkas Ali Maschan. (mcr12/jpnn)
Redaktur & Reporter : Arry Saputra