Penjelasan Penting Kenapa Pertanyaan Pilih Pancasila atau Al-Qur'an Muncul

Minggu, 20 Juni 2021 – 12:53 WIB
Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana. (ANTARA/Muhammad Zulfikar)

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana menjawab seputar kontroversi pertanyaan memilih Pancasila atau Al-Qur'an.

Pertanyaan itu sebelumnya muncul dari asesor pada tes wawasan kebangsaan (TWK) pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi aparatur sipil negara (ASN).

BACA JUGA: 3 Lembaga ini Dorong Pembentukan Provinsi Papua Selatan, Begini Alasannya

Menurut Bima, pertanyaan itu muncul karena hasil indeks moderasi bernegara (IMB-68) dan profiling pegawai KPK yang mengikuti TWK jeblok.

"Ini sebetulnya pertanyaan berat. Kalau ada seseorang yang ditanya asesor pilih Al-Qur'an atau Pancasila maka dia termasuk kategori berat," kata Bima di Jakarta.

BACA JUGA: Tolong, Jangan Arahkan Masyarakat Memilih Antara Agama atau Pancasila

Dia mengatakan pertanyaan tersebut digunakan asesor karena pertanyaan itu paling sering digunakan oleh teroris untuk merekrut calon-calon teroris.

Sehingga, para asesor akan melihat respons dari peserta tes wawasan kebangsaan yang ditanyakan perihal memilih Pancasila atau Al-Qur'an.

BACA JUGA: Bang Edi Soroti Tugas Berat Kepolisian Lindungi Masyarakat dari COVID-19

Jika seseorang memiliki pemahaman agama atau Pancasila yang terbatas maka dengan cepat akan menjawab agama.

Namun, jika peserta tersebut memiliki pemahaman agama yang lebih baik, akan bingung karena dalam agama ada unsur Pancasila dan Pancasila juga tidak bertentangan dengan agama.

"Jadi kebingungan inilah yang ditangkap oleh asesor sehingga mengetahui seseorang berada di level mana," ujar Bima.

Karena itu, Bima menegaskan makna dari pertanyaan memilih Pancasila atau Al-Qur'an dalam tes wawasan kebangsaan sejatinya bukan perkara Pancasila atau agama melainkan lebih kepada melihat respons dari peserta.

"Perlu diketahui sebenarnya yang ingin dilihat asesor adalah respons dari pertanyaan, bukan jawabannya," kata dia.

Persoalan memilih Pancasila atau Al-Qur'an pertama kali mencuat dalam tes wawasan kebangsaan yang dilaksanakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bekerja sama dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN).

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengaku tidak mengetahui adanya materi soal yang mempertanyakan perihal memilih Pancasila atau Al-Qur'an.

"KPK dan saya tidak tahu tentang materi soalnya, metode dan bagaimana mekanisme evaluasinya, semuanya kami pasrahkan ke Badan Kepegawaian Negara," katanya.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler