Lebih Baik tak Terima BLSM daripada Harga BBM Naik

Curhatan Pedagang Gorengan

Senin, 24 Juni 2013 – 13:44 WIB
Sri Yuni Astuti yang baru saja menerima BLSM di Kantor Pos Nusukan, Jateng. FOTO: Echi/jpnn
NUSUKAN - Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang diberikan pemerintah sebagai imbal kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi belumlah cukup untuk menopang kehidupan warga miskin.

Sri Yuni Astuti, salah satu warga di Solo yang kesehariannya berjualan gorengan menuturkan dengan naiknya harga bahan pokok maka, biaya pengeluaran akan bertambah besar.

Bahkan, Sri lebih memilih tidak mendapat bantuan dana dari pemerintah daripada harus terkena imbas kenaikan harga BBM. Menurutnya, uang Rp 300 ribu yang diberikan pemerintah belumlah cukup.

"Saya kan orang gak punya. Ya bagi saya (Rp 300 ribu-red) belum cukup, daripada nerima uang ini lebih baik harga bensin (harga BBM-red) nggak naik karena semua bahan pokok jadi mahal," keluh Sri di sela-sela mengantri pembagian BLSM di Kantor Pos Solo Nusukan, Jawa Tengah, Senin (24/6).

Nantinya uang yang baru saja didapatkannya ini akan dipergunakan untuk membeli beras dan kebutuhan pokok lainnya.

"Buat beli beras uangnya. Ya cukup gak cukup, kalau segini sebenernya gak cukup. Jadi harus dihemat," tutur wanita berusia 52 tahun ini.

Di tempat yang sama, hal senada juga dikatakan Kasinem (55), menurutnya uang Rp 300 ribu belum cukup untuk menopang hidup bersama keluarganya pasca pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi.

"Ya gak cukup, kan harga-harga sudah pada naik. Tapi ya mau gimana lagi," pungkas Kasinem yang kesehariannya berjualan makanan di Pasar Legi. (chi/jppn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tarif Angkutan Umum Naik 15 Persen

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler