Negara bagian New South Wales dengan ibukota Sydney mencatat adanya 112 kasus penularan COVID-19 dalam 24 jam terakhir. Sebanyak 34 warga yang dinyatakan positif sempat beraktivitas di komunitas.
Untuk meminimalisir penyebaran virus, Menteri Utama NSW Gladys Berejiklian mengatakan vaksin AstraZeneca kini akan diberikan kepada warga di atas 40 tahun di negara bagian tersebut, dengan mempertimbangkan sendiri risikonya.
BACA JUGA: Lonjakan Kasus Covid-19 di DKI Jakarta Hari Ini Hampir 15 Ribu!
"Kami sudah berbicara dengan Industri Farmasi NSW dan dalam proses mengizinkan apoteker di seluruh negara bagian untuk menyediakan vaksin AstraZeneca kepada siapa saja yang berusia di atas 40 tahun," kata Berejiklian.
Kepala Bidang Kesehatan NSW Kerry Chant mendorong warga yang sudah mendapatkan vaksin AstraZeneca dalam empat minggu terakhir untuk menelepon dokter mereka dan mendiskusikan apakah dosis kedua bisa diberikan dalam kurun waktu enam sampai delapan minggu setelah dosis pertama.
BACA JUGA: Bukhori Menyoroti Masih Tingginya Kasus COVID-19 Sepekan Penerapan PPKM Darurat
"Tentunya, jarak waktu vaksinasi enam hingga delapan minggu akan memberikan perlindungan yang lebih sedikit," ucapnya.
"Namun di masa selanjutnya, kami akan memberikan dosis tambahan, dari berbagai jenis vaksin. Yang kami lakukan sekarang adalah memberikan perlindungan untuk Anda," kata Kerry Chant.
BACA JUGA: Kasus Covid-19 Meningkat Tajam, Mayoritas Orang Tua Setuju Sekolah Tatap Muka Juli 2021
Warga yang berusia di bawah 40 tahun juga akan bisa mendapatkan vaksin AstraZeneca di hub vaksinasi, tanpa harus ada anjuran dari dokter mereka.
Menurut Dr Chant, hal ini dilakukan karena "situasi yang dihadapi sekarang sudah berubah drastis".
"Dengan menyebarnya varian Delta, kemungkinan seseorang mendapatkan virus ini sangat berbeda dibandingkan sebulan lalu, ketika risiko di komunitas sangat rendah," katanya.
Saat ini, rekomendasi resmi dari pihak berwenang soal vaksin di Australia adalah bahwa vaksin AstraZeneca diperuntukkan bagi yang berusia 60 tahun ke atas, meski juga bisa diberikan kepada orang yang lebih muda yang tidak mendapat vaksin Pfizer.
Mengenai kasus baru di NSW, Premier Berejiklian mengatakan 34 dari kasus baru ini berada dalam tingkat penularan aktif ketika mereka tidak mengisolasi diri.
"Saya ingin menekankan bahwa jumlah ini harus turun ke tingkat mendekati nol sebelum kami bisa mendapatkan saran dari pihak kesehatan mengenai kapan 'lockdown' akan dicabut," katanya.
Berejiklian menolak memberikan rincian tanggal pasti 'lockdown' akan diangkat, dan mengatakan ini semua bergantung kepada apakah warga tetap tinggal di rumah.
Ia mengatakan saat ini penting sekali bagi mereka yang memiliki gejala untuk segera melakukan tes dan bukannya pergi ke tempat praktik dokter umum, di mana penyebaran virus belakangan ini sering terjadi.
Tiga dari kasus baru ini terjadi di Klinik Imedic di Fairfield, sekitar 33km dari pusat kota Sydney.
Kawasan di mana banyak terjadi penularan virus antara lain kota praja Fairfield, Liverpool dan Canterbury-Bankstown.
Sejak tanggal 16 Juni lalu, kasus di negara bagian New South Wales sudah mencapai 678 kasus.
Dari total tersebut, 63 dirawat di rumah sakit, 18 di unit perawatan intensif dan 4 orang bernapas menggunakan ventilator.
Sebanyak 25 orang yang berada di rumah sakit berusia di bawah 55 tahun, dan 14 orang berada di bawah 35 tahun. Masih dua minggu lagi sebelum kasus menurun
Sementara itu, seorang profesor yang mempelajari pola 'lockdown' di Melbourne, Wuhan, Italia dan Inggris mengatakan bahwa angka kasus COVID di Sydney selama masa 'lockdown' akan terus naik selama dua minggu mendatang, sebelum kemudian terjadi penurunan.
Profesor Sanjaya Senanayake, asisten profesor di ANU Canberra mengatakan pada umumnya diperlukan waktu antara dua sampai lima minggu untuk mencapai titik puncak penyebaran kasus.
"Mudah-mudahan dalam satu atau dua pekan ke depan kita akan melihat Sydney mencapai puncak kasus dan kemudian mulai menurun," katanya kepada ABC.
"Bila puncaknya tidak setinggi seperti yang terjadi di Melbourne tahun lalu, maka buntut penurunan kasus akan lebih cepat lagi."
Gelombang kedua penularan COVID tahun 2020 di Melbourne mulai terjadi di akhir Juni dan tanggal 9 Juli mulai diberlakukan 'lockdown'.
'Lockdown' yang lebih ketat diberlakukan mulai 1 Agustus dan pelonggaran baru dilakukan di akhir Oktober.
Diperlukan waktu empat minggu dari awal 'lockdown' bagi peningkatan kasus dengan puncak 725 kasus pada tanggal 5 Agustus.
Di Sydney sendiri, pada tahun 2020, 'lockdown' dimulai pada 23 Maret di awal pandemi di mana puncaknya adalah 213 kasus tanggal 27 Maret.
'Lockdown' di sana berakhir selama enam minggu.
Di tahun 2021, daerah Metropolitan Sydney sudah menjalani 'lockdown' selama dua minggu. Penutupan perbatasan dengan NSW
Dengan masih meningkatnya kasus di Sydney dan sekitarnya, beberapa negara bagian yang berbatasan langsung dengan New South Wales terus memantau situasi dengan seksama.
Di negara bagian Queensland, Menteri Utama Annastacia Palaszczuk mengatakan untuk saat ini dia belum memutuskan untuk menutup perbatasan dengan New South Wales.
Ketika mengumumkan tidak adanya kasus penularan lokal di Queensland hari Senin, Palaszczuk mendesak warga Queensland yang sedang berada di NSW untuk segera kembali.
"Bahkan bilapun anda berada di kawasan regional New South Wales, kami memantau perkembangan dengan serius dan situasi bisa berubah," katanya.
"Pesan saya kepada warga Queensland adalah pikirkan dengan serius dan seksama mengenai apa yang Anda kerjakan sekarang dan bila memungkinkan segeralah pulang."
Negara bagian yang sudah menutup perbatasan adalah Victoria, yang mulai memberlakukan penutupan hari Minggu malam dan hanya akan menerima warga Victoria untuk kembali.
Negara bagian Australia Selatan juga belum menutup perbatasan, namun mulai hari Senin malam akan melakukan pemeriksaan lebih ketat terhadap siapa saja yang baru datang dari daerah perkotaan Sydney.
Menteri Utama Australia Selatan Steven Marshall mengatakan mereka yang baru datang tidak sekedar harus menulis di kartu kedatangan namun harus membuktikan bahwa mereka bisa melakukan karantina di rumah.
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News
Simak! Video Pilihan Redaksi:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Menunggu Bantuan Pemerintah, Warga Indonesia Saling Membantu di Saat Pandemi COVID-19