Lebih dari 49 Ribu Jiwa Terancam

Jumat, 22 September 2017 – 18:29 WIB
Gunung Agung siaga sejak Senin (18/9) malam. Foto: I Made Mertawan/Bali Express

jpnn.com, DENPASAR - Warga di sekitar Gunung Agung, Karangasem, Bali, harus mengungsi. Aktivitas gunung tertinggi di Bali itu kembali meningkat.

Sebanyak 707 gempa terjadi sejak Rabu (20/9) sampai kemarin (21/9). Itu menjadi salah satu tanda bahwa erupsi tidak lama lagi terjadi.

BACA JUGA: Gunung Agung Siaga, Pulau Dewata Tetap Aman Dikunjungi

Berdasar data yang dihimpun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sudah terdata 1.259 pengungsi.

Mereka merupakan warga yang tinggal dalam radius 6 km dari kawah gunung Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kasbani menyatakan, gempa yang sering terjadi dalam dua hari terakhir menunjukkan pergerakan magma yang mengarah ke permukaan.

BACA JUGA: Gunung Agung Meradang, Warga Manula dan Hamil Didata

"Kapan (magma) mulai terlepas, kami belum bisa memastikan," katanya.

Karena Gunug Agung bisa meletus sewaktu-waktu, warga di radius 6 km diinstruksikan untuk mengungsi.

BACA JUGA: Gunung Agung Siaga, Karangasem Darurat Bencana

Kasbani mengingatkan, Gunung Agung yang kali terakhir meletus 54 tahun silam (1963) memiliki energi yang sangat besar.

"Di sana ada kandungan gas dan uap yang membentuk satu tekanan mendobrak apa pun yang ada di atasnya," jelas Kasbani kepada Bali Express (Jawa Pos Group) di pos pengamatan gunung api di Desa Rendang.

Nyoman Sumerta, warga Desa Besakih, Kabupaten Karangasem, menyatakan, kekuatan gempa semakin besar. Kamis dini hari, misalnya, warga sampai berhamburan ke luar rumah.

Kepala Bidang Mitigasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM Gede Suantika menambahkan, pengungsian warga bisa dilakukan secara bertahap.

Dengan status siaga ini, pengungsian baru direkomendasikan untuk warga yang tinggal di radius 6 kilometer dari kawah puncak.

Plus perluasan sektoral ke arah utara, tenggara, dan selatan-barat daya sejauh 7,5 kilometer.

"Kalau kondisi semakin memburuk, bisa saja KRB (kawasan rawan bencana) II menyusul mengungsi," jelas Suantika.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menuturkan, pengungsi terus didata karena jumlahnya terus naik.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat, saat ini ada delapan lokasi pengungsian.

Lima di antaranya tersebar di Kabupaten Buleleng, dua di Kabupaten Karangasem, dan satu lagi di Kabupaten Klungkung. Berdasar data sementara, pengungsi di Kabupaten Klungkung paling banyak.

"Sebanyak 378 jiwa pengungsi berasal dari (Kabupaten) Karangasem," tutur Sutopo.

Data BNBP mencatat, tidak kurang dari 49.485 warga tinggal di KRB III.

Selama ini mereka menetap di enam desa. Yakni, Desa Jungutan, Desa Buana Giri, Desa Sebudi, Desa Besakih, Desa Dukuh, serta Desa Ban.
Lantaran berada di KRB III, seluruhnya berpotensi terdampak apabila Gunung Agung meletus.

"Pemerintah masih menyiapkan sarana dan prasarana pengungsian," ujar Sutopo.

Langkah antisipasi itu ditujukan agar mereka siap berhadapan dengan kondisi terburuk.

Di samping delapan titik pengungsian yang sudah ditempati masyarakat, ada lokasi pengungsian lain yang juga disiapkan. Baik oleh pemerintah setempat maupun TNI dan Polri.

"Masyarakat diimbau untuk tetap tenang," tegasnya.

Saat dimintai konfirmasi, Kapendam Udayana Kolonel Inf J. Hotman Hutahaean menyampaikan, instansinya sudah menurunkan dua ribu prajurit TNI. Mereka berasal dari berbagai satuan.

"Diperintahkan mempersiapkan lokasi pengungsian, membantu evakuasi, dan kebutuhan lainnya," ucap Hotman. Mereka sudah bergerak sejak status Gunung Agung meningkat.

"Sampai waktu yang tidak ditentukan," imbuhnya.

Menurut Hotman, Kodam IX/Udayana juga sudah berkoordinasi dengan BNPB, BPBD Bali, serta Pemprov Bali berkaitan dengan lokasi pengungsian.

Mereka juga sudah menyebarkan tenda ke beberapa lokasi di Kabupaten Buleleng, Karangasem, hingga Klungkung.

"Kami juga sudah usulkan agar segera dibentuk tim khusus bekerja sama dengan Polri," ucap dia.

Soal sarana dan prasarana evakuasi masyarakat, sambung Hotman, pihaknya sudah menyiapkan 30 truk. Semua siap di­gunakan untuk mengangkut pengungsi.

"Kendaraan lain seperti ambulans juga sudah siap," tegas Hotman.

Guna mengantisipasi berbagai kondisi, seluruh satuan di bawah naungan Kodam IX/Udayana diperintah untuk siaga.

Sementara itu, Kalak BPBD Klungkung I Putu Widiada menjelaskan, jumlah pengungsi terus naik. Dia pun menyampaikan beberapa kendala di lokasi pengungsian.

"Perlu tambahan MCK (mandi, cuci, kakus) karena kapasitas yang ada masih kurang," ungkap Putu.

Dia juga menyampaikan, diperlukan lokasi pengungsian alternatif untuk me­mastikan seluruh pengungsi mendapat tempat.

Putu menjelaskan, sejauh ini pengungsi yang datang ke Kabupaten Klungkung diarahkan ke lokasi pengungsian di GOR Swecapura.

"Balai Budaya Ida I Dewa Istri Kanya dan posko di Lapangan Puputan Klungkung bisa jadi alternatif," imbuhnya.

Dia pun menampung aspirasi sejumlah pengungsi. Khususnya soal aktivitas belajar-mengajar anak-anak yang ikut mengungsi.(syn/wan/yes/c5/ang/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Status Gunung Agung Siaga, Warga Mengungsi


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler