Esai Sejarah

Lebih dari Sekadar Hari Valentine

Kamis, 14 Februari 2019 – 23:09 WIB
Seorang bocah membawa Bendera Merah Putih di Sungai Kalianyar, Solo, Kamis, 17 Agustus 2017. Ilustrasi Foto: Arief Budiman/Radar Solo/JPNN.com

jpnn.com - Alangkah hebatnya bangsa Latin. Kalender mereka mendunia, kita memakainya. Aksaranya pun mendunia. Kita juga memakainya. Sejarah dan legendanya mendunia. Kita ikut pula merayakannya. Valentine's Day misalnya, yang dirayakan hari ini 14 Februari. Siapa sebenarnya bangsa Latin?
 
WENRI WANHAR – SIAK INDRAPURA
 
Kuda Troya! Negeri Troy hancur. Luluh lantak. Lumat dilalap si jago merah. Raja Priam, pimpinan Troy yang terkenal dibunuh Pyrrhus putra Achilles.
 
Epiknya pertempuran pasukan Troy dan Yunani dituturkan Homerus, seniman Yunani Kuno dalam sajak Iliad, karya sastra dunia seluas Mahabrata dan I La Galigo.
 
Perjalanan pulang bangsa Yunani yang dilanda serangkaian petaka juga dituturkan Homerus dalam The Oddyssey, sekuel lanjutan Iliad.
 
Sekian abad kemudian, Publius Vergilius Maro, penyair Roma yang dalam khazanah sastra dikenal dengan nama Virgil menulis The Aenid, untuk mengingatkan bangsa Latin-- Romawi bahwa asal-usul mereka bertalian dengan bangsa Troy.
 
The Aenid karya Virgil mengisahkan banyak hal. Alur utamanya pengembaraan Aenas, prajurit Troy terhebat setelah Hector memimpin rombongan orang-orang Troy yang selamat.
 
Alfred J. Church menerjemahkan naskah itu ke bahasa Inggris di bawah judul The Aenid of Virgil. Diterbitkan pada 1936 di New York.
 
Dikisahkan, sesampai di Itali, rombongan Aeneas  membangun negeri baru yang kelak—sebagaimana tertulis di naskah itu--ditakdirkan Dewa-Dewa akan menguasai dunia.
 
Mereka dikenal sebagai bangsa Latin, karena Hera adik sekaligus istri Dewa Zeus tidak suka Troy.
 
Latin sendiri berasal dari kata Latinus, nama raja yang menguasai Latium—nama negeri Roma ketika orang-orang Troy baru datang.
 
Keturunan Aeneas-lah yang melahirkan Romus-Romulus pendiri Imperium Romawi.
 
Kemudian hari negeri itu dipimpin Julius Caesar. Pada masa inilah Romawi mendapatkan tuahnya.

Caesar memanggil Sosigenes, seorang ahli astronomi dan M. Flavius, ahli Taurat dari Alexandria, Mesir. Mereka berunding. Menghitung ulang penanggalan kalender. 

BACA JUGA: Rangsang Gairah Pasangan Saat Valentine dengan 10 Cara Ini

Berdasarkan pemikiran terkait musim, mitologi dan sejarah, Caesar memutuskan merobah kalender—hitungan Mesir--yang sebelumnya hanya 10 bulan, dengan urutan; Mart, Aprilis, Meius, Junius, Quintilis, Sestilis, Septembre, Oktobre, Novembre dan Decembre menjadi 12 bulan.  

Penguasa Romawi itu menambahkan Januarius dan Februarius jadi bulan pertama dan kedua. Secara siklus alam, pada bulan itu adalah awal datangnya musim salju.    

BACA JUGA: Warga Bekasi Diimbau Tak Peringati Hari Kasih Sayang

Untuk meninggalkan jejak, Julius Caesar memasukkan namanya pada bulan ke tujuh. Ia mengganti Quintilis dengan Julius. Caesar tentu tak serampangan. Quintilis berarti ratu atau penguasa. 

Sejak itu, urutan kalender pun berubah menjadi Januarius, Februarius, Mart, Aprilis, Meius, Junius, Julius, Sestilis, Septembre, Oktobre, Novembre, Decembre.

BACA JUGA: Yang mau Kunjungi Vanessa Angel Besok ya di Hari Valentine

Baca: Sejarah Kalender Masehi 

Sejak itulah tahun baru 1 Januari mulai dirayakan. Sejak itu pula, Romawi mulai menguasai dunia.

D. Augustus, keponakan Julius Caesar yang menggantikan kedudukannya mengganti bulan ke delapan dalam kalender masehi dengan namanya.
 
Pada masa Kaisar Augutus inilan Virgil si penulis The Aenid hidup (70-19 sebelum masehi).
 
Hingga hari ini, faktanya, nyaris seluruh dunia—termasuk Indonesia—menggunakan kalender ala Romawi. Dan turut serta pula, latah merayakan sejumlah momentum sejarah mereka.

Termasuk Valentine’s Day, yang bermula pada peritiwa 14 Februari 269 masehi itu juga berpangkal dari peristiwa yang terjadi pada masa Kekaisaran Romawi.
 
Puan dan tuan, bukankah leluhur bangsa Indonesia juga punya penanggalan sendiri? Punya juga sejarah, pun legenda yang tak kalah hebat. Tapi, kenapa tidak mendunia?
 
Jangan-jangan yang ditulis Virgil dalam The Aenid benar adanya? Bahwa Dewa-Dewa memang sudah mentakdirkan bangsa yang ditegakkan sisa-sisa orang Troy lah penguasa dunia.
 
Tapi…masa sih? Bukankah di bawah langit yang ini alam raya bermusim-musim, dan dunia senantiasa berganti rupa. Boleh jadi, ke depan giliran kita… (wow/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Hari Valentine, Penjualan Bunga Menurun


Redaktur & Reporter : Wenri

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler