Legislator Gerindra Harapkan Ada Aturan Dorong Perempuan Tertarik Berpolitik

Kamis, 03 Agustus 2023 – 23:43 WIB
Anggota DPR RI Fraksi Gerindra Himmatul Aliyah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (2/8). Dokumen DPP Gerindra

jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR RI Fraksi Gerindra Himmatul Aliyah menyebut Indonesia masih menjadi negara berkategori tingkat partisipasi rendah tentang keterwakilan perempuan di dunia politik. 

Dia mengatakan itu saat menjadi pembicara dalam diskusi bertema Keterwakilan Perempuan Dalam Politik di Kawasan yang dilaksanakan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/8).

BACA JUGA: Erick Thohir Pilihan Paling Rasional Bagi Prabowo dan Gerindra

Himmatul mengatakan ke depan kehadiran perempuan di dunia politik harus didukung dengan aturan yang jelas.

"Perlu lagi peningkatan pengaturan perempuan untuk masuk ke dalam dunia politik, karena memang perempuan yang masuk dunia politik, itu biasanya dari kalangan aktivis, kalangan orang yang istri-istri pejabat ataupun mereka yang mempunyai modal yang cukup kuat," kata Himma, sapaan Himmatul Aliyah dalam diskusi.

BACA JUGA: Petinggi Gerindra Komentari Pertemuan Puan-Cak Imin, Singgung Nasib KKIR

Dia mengatakan sebenarnya banyak sekali perempuan yang memiliki kualitas untuk masuk ke dunia politik. 

Namun, katanya, tanpa sistem atau aturan yang memungkinkan biaya politik tidak terlalu tinggi membuat perempuan sulit atau tak mau terjun ke gelanggang.

BACA JUGA: New Indonesia: Elektabilitas Gerindra Melejit, Ambisi PDIP Terancam

"Jadi perempuan-perempuan yang mungkin banyak berkualitas di dunia sana yang mau masuk dunia politik jadi ngeri lebih dahulu," ujar Himma.

Dia mengatakan sangat disayangkan jika SDM perempuan yang tinggi tidak dilibatkan menentukan arah pembangunan bangsa.

"Inilah makanya perlu menjaring, terutama juga dari partai, partai politik juga harus memberikan kesempatan kepada perempuan untuk bisa menempati posisi-posisi kursi dalam pemilihan yang mungkin, kalau sistem terbuka mungkin, ya, bisa bersaing," kata Himma.

Dia melanjutkan upaya pemerintah Indonesia mengadopi keterwakilan perempuan di parlemen dan di partai sebesar 30 persen sudah baik mesk fakta di lapangan masih jauh dari harapan. 

"Ternyata meskipun tadi sudah 30 persen keterpilihan, itu belum mencapai maksimum. Itu masih sekitar 21 persen implementasinya. Indonesia termasuk negara yang berada di 110 posisinya di antara 193 negara yang masih 21 persen keterwakilan perempuan dalam politik," ujar dia. (ast/jpnn)


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler