jpnn.com, JAKARTA - Calon Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mulai menjalani uji kelayakan dan kepantasan (fit and proper test) di Komisi XI DPR, Rabu (28/3). Perry menjadi calon tunggal Gubernur BI pilihan Presiden Joko Widodo yang diusulkan ke DPR.
Dalam pandangan anggota Komisi XI DPR Faisol Riza, selama ini Perry dikenal berpengalaman karena kariernya di BI. Namun, ada tantangan besar jika kelak Deputi Gubernur BI itu memimpin bank sentral.
BACA JUGA: Misbakhun Harapkan Calon Gubernur BI Diterima Tanpa Voting
“Dalam tiga tahun terakhir BI gagal membantu pemerintah mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang sudah ditetapkan sebagai akibat dari nilai tukar rupiah yang selalu meleset dari asumsi makro. Masalahnya, tahun ini adalah tahun politik yang sangat rentan bila nilai tukar rupiah tidak stabil,” ujar Faisol di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (28/3).
Anggota Komisi XI DPR Faisol Riza.
BACA JUGA: Pak Darmin Sebut Perry Warjiyo Figur Tepat untuk Pimpin BI
Legislator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menduga kegagalan itu disebabkan paradigma tentang independensi BI. Imbasnya, pimpinan BI selama ini mengabaikan kehendak pemerintah dan kebijakannya lebih mengikuti pasar uang.
Faisol menegaskan, jika kelak Perry memimpin BI maka ada tugas berat yang sudah harus diatasi. Yakni depresiasi rupiah terhadap mata uang asing yang berimbas pada beban APBN.
BACA JUGA: Alasan Jokowi Pilih Perry Warjiyo sebagai Calon Gubernur BI
“Tugas berat Gubernur BI yang baru adalah membantu pemerintah untuk mengembalikan nilai tukar rupiah pada asumsi makro pemerintah dalam APBN yaitu di kisaran Rp 13.400. Lonjakan nikai tukar rupiah saat ini tentu akan menekan APBN yang akan berdampak luas, termasuk pada laju pertumbuhan ekonomi,” katanya.
Politikus yang pernah menjadi korban penculikan aktivis di era 1998 itu pun mengharapkan Perry bisa membawa banyak perubahan besar terhadap paradigma kinerja di BI. Menurutnya, independesi BI bukan berarti tidak berpihak pada kepentingan pasar, tapi justru demi kepentingan masyarakat yang lebih luas.
“Semoga Pak Perry yang berpengalaman ini dapat mengambil pelajaran penting dan mampu segera membalik keadaan, sehingga laju pertumbuhan ekonomi tercapai sesuai target dan memiliki dampak luas pada peningkatan kesejahteraan masyarakat secara nyata,” harapnya.
Lebih dari itu, Faisol juga mewanti-wanti Perry agar punya program kerja konkret untuk 100 hari pertama dalam memimpin BI. Jika ternyata BI di bawah Perry tak menunjukkan tanda-tanda perbaikan maka Faisol tak akan segan-segan mendesaknya mundur.
“Saya menunggu gebrakan 100 hari Pak Perry untuk memberi sign bahwa BI adalah bank sentral yang berwibawa dan berperan besar dalam pembangunan,” harap anak buah Muhaimin Iskandar di PKB itu.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Jokowi Ajukan Calon Tunggal ke DPR
Redaktur : Tim Redaksi