Lembaga Rating Internasional Naikkan Posisi SACP PLN

Minggu, 06 April 2014 – 21:30 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Standard & Poors (S&P), salah satu lembaga rating internasional baru-baru ini menaikkan Stand Alone Credit Profile (SACP) PLN, dari B+ menjadi BB-. Alasan kenaikan ini didasari adanya perbaikan cash flow menyusul kenaikan tarif listrik.

"S&P yakin adanya perbaikan karena ada pembangkit-pembangkit PLN yang saat ini masih berlangsung dalam tahap komisioning," ujar Manajer Senior Komunikasi Korporat PT PLN Bambang Dwiyanto dalam keterangan tertulisnya, Minggu (6/4).

BACA JUGA: Pasar Otomotif Masih Bergairah

Perbaikan ini dikatakan Bambang akan meningkatkan ebitda dan memperkuat internal cash perusahaan. Bila dilihat dari laporan keuangan PLN 2013, diakuinya memang menunjukkan bottom line, PLN merugi Rp 29,6 triliun.

"Tetapi tidak berarti bahwa profile risiko PLN memburuk. Karena dari analisis laporan keuangan PLN tersebut, kerugian pada bottom line PLN lebih disebabkan karena adanya posisi pencatatan outstanding utang PLN yang mayoritas dalam valuta asing. Sehingga menyebabkan rugi translasi sebesar Rp 48,1 triliun yang pada dasarnya tidak ada pengeluaran cash," papar Bambang.

BACA JUGA: Wholesales Daihatsu Triwulan I Capai 51.448 Unit

Karenanya dalam hal ini S&P berharap kontribusi subsidi terhadap pendapatan total PLN akan semakin berkurang, menyusul kenaikan tarif listrik. Dijelaskan Bambang, jika pada tahun 2012 porsi subsidi adalah 44 persen terhadap pendapatan total PLN, maka pada tahun 2013 telah turun menjadi 39 persen.

"Perbaikan cash flow ini didukung oleh fuel mix pembangkitan yang terus membaik karena adanya tambahan beroperasinya beberapa PLTU FTP 1, di mana pada tahun 2012 sebesar 15 persen energi yang diproduksi berasal dari bahan bakar minyak, telah turun menjadi hanya 12 persen saja pada tahun 2013," papar dia.

BACA JUGA: Telkom Tetap Lanjutkan Perluasan Infrastruktur Broadband

Di samping itu pada tahun 2013, PLN telah berhasil khususnya menurunkan persediaan pada level yang optimal, sehingga terjadi penurunan jumlah persediaan sebesar Rp 5,4 triliun dibandingkan dengan pada tahun 2012 yang menunjukkan adanya perbaikan working capital perusahaan.

"Hal ini terlihat jelas bahwa pada kenyataanya, S&P menaikkan posisi SACP PLN dari B+ menjadi BB- dan juga perbedaan yield antara obligasi global PLN dengan obligasi global pemerintah juga semakin turun," tukas dia.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Telkom Bagikan Dividen Rp 9,9 Triliun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler