Lembaga Survei Ini Dituding Gunakan Cara Kotor untuk Menangkan Ahok

Minggu, 16 Oktober 2016 – 16:06 WIB
Lembaran kuisioner Charta Politika berisi pertanyaan-pertanyaan yang dianggap menggiring opini untuk mendukung Ahok. Foto: twitter @AndiArief_AA

jpnn.com - JAKARTA - Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik menuding lembaga survei Charta Politika melakukan penggiringan opini demi kepentingan calon petahana Basuki T Purnama alias Ahok.

"Survei semacam penggiringan itu benar-benar tidak elok. Kasihan lembaga intelektual digunakan untuk praktik-praktik kotor," kata Taufik saat dihubungi, Minggu (16/10).

BACA JUGA: Sampaikan Salam dari Mega dan Jokowi demi Hana-Toni

Tudingan tersebut terkait beredarnya foto lembar kuisioner survei terbaru Charta Politika di media sosial. Dalam kusioner tersebut ada enam pertanyaan yang semuanya terkesan memihak petahana.

Pertanyaan-pertanyaan yang dimaksud di antaranya "Apakah Jakarta maju karena Ahok?", "Ahok memang kasar tapi itu untuk kebaikan?" dan "Semua hal jelek yang dituduhkan kepada Ahok tidak benar?".

BACA JUGA: Bersama Mulan, Dhani Keliling Bekasi Berburu Simpati

Responden diberi tiga pilihan jawaban yakni, setuju, tidak setuju dan tidak tahu/tidak jawab (TT/TJ).

Taufik menduga survei yang dilakukan Charta Politika dibiayai pemodal yang menginginkan Ahok kembali berkuasa di Pemprov DKI.

BACA JUGA: Demi Ahok, Djan Faridz Terus Rayu Haji Lulung

"Dengan survei penggiringan seperti itu, publik tentu makin paham kemana arah politik Charta Politika," ujar anak buah Prabowo itu.

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya melalui akun twitternya sudah mengakui bahwa kuisioner tersebut memang milik lembaganya.

Menurut dia kuisioner itu adalah untuk keperluan survei yang saat ini masih berjalan prosesnya alias belum rampung.

Yunarto membantah ada upaya penggiringan opini oleh pihaknya.

Dia mengklaim bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut dimaksudkan untuk pendalaman dan hanya ditujukan kepada responden yang sudah menyatakan mendukung Ahok.

Foto kuisioner sendiri awalnya disebarkan akun twitter politikus Partai Demokrat yang juga mantan staf khusus Presiden Susilo Bambang Yudhohoyono, Andi Arif. (rmol/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Amien Rais Seperti Pisau Bermata Dua Bagi Agus-Sylvi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler