Lemhannas RI Menyiapkan Metodologi Penghitungan Kapasitas Geopolitik

Kamis, 19 Mei 2022 – 23:57 WIB
Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto menjadi orator dalam orasi ilmiah Geo V sebagai rangkaian peringatan HUT Ke-57 Lemhannas RI di Ruang Dwiwarna Purwa pada Kamis (19/5). Foto: Humas Lemhannas RI

jpnn.com, JAKARTA - Lemhannas RI mengembangkan metodologi penghitungan kapasitas geopolitik.

Hal tersebut diutarakan Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto saat orasi ilmiah Geo V sebagai rangkaian peringatan HUT Ke-57 Lemhannas RI di Ruang Dwiwarna Purwa pada Kamis (19/5). 

BACA JUGA: MPR RI, BPIP & Lemhannas Akan Masifkan Sosialisasi Pancasila

Metodologi penghitungan kapasitas geopolitik ini merupakan upaya Lemhannas untuk melakukan proyeksi geopolitik Indonesia. Proyeksi tersebut dilakukan dengan dua metode. 

Pertama, mengembangkan metodologi perhitungan kapasitas geopolitik untuk membandingkan posisi Indonesia dengan negara-negara lain.

BACA JUGA: Permintaan Khusus Wapres Ma’ruf Amin kepada Lemhannas, Singgung Soal Papua

Kedua, melakukan komparasi posisi Indonesia di lima topik strategis, yaitu konsolidasi demokrasi, ekonomi hijau, ekonomi biru, transformasi digital, dan ketahanan Ibu Kota Nusantara.

Metodologi penghitungan politik yang pertama dilakukan dengan menciptakan indeks kapasitas politik yang dibentuk dari penggabungan tiga kapasitas geopolitik.

BACA JUGA: Gubernur Lemhannas Usulkan Polri di Bawah Kementerian, Dasco DPR Merespons, Simak

Yaitu, geografis fisik, geografi insani, dan instrumen geografi.

Skor kapasitas geografi fisik dihitung dengan menggabungkan tiga indeks utama yaitu kualitas infrastruktur, kerawanan ekologis, dan keamanan energi.

Skor kapasitas geografi insani dihitung dengan menjumlahkan enam ukuran.

Yaitu, indeks perdamaian, PDB per kapita, indeks pembangunan manusia, indeks persepsi antikorupsi, indeks kerawanan pangan, dan indeks demokrasi.

Terakhir, skor kapasitas instrumen geografi diukur dengan memadukan tiga indikator, yaitu proporsi anggaran pertahanan, indeks keamanan siber, dan kendali pengindraan satelit.

Secara agregat, Indonesia memiliki kapasitas geopolitik sedang. 

Untuk memaksimalkan kapasitas Geopolitik, ada isu spesifik yang perlu diperbaiki.

Pertama, geografi fisik terus mendorong pembangunan berkelanjutan, seperti transisi energi untuk meningkatkan ekologi Indonesia mendukung kehidupan manusia di masa mendatang. 

Kedua, geografi insani meningkatkan taraf hidup masyarakat di berbagai lini pendidikan, ekonomi, kesejahteraan, dan keamanan, serta meningkatkan kematangan institusional pemerintahan. 

Ketiga, instrumen geografi meningkatkan kemampuan relatif pertahanan Indonesia di semua matra dan mengintensifkan penguasaan teknologi, khususnya di bidang siber dan pemanfaatan ruang angkasa.

Untuk meningkatkan kapasitas geopolitik Indonesia, Lemhannas akan fokus melakukan kajian di lima topik utama.

Yaitu, konsolidasi demokrasi, ekonomi hijau, ekonomi biru, transformasi digital, dan ketahanan Ibu Kota Nusantara. 

Andi Widjajanto menyebutkan, proyeksi geopolitik ini diperlukan untuk memosisikan Indonesia sebagai kekuatan regional pada 2045. 

Dia berharap Indonesia dapat menjadi bangsa pemenang pada 2045. 

“Geopolitik 5.0 atau Geo V dibaca five, tetapi juga dibaca V yang bermakna victory. Victory atau kemenangan untuk memastikan kemenangan kita menuju 2045,” kata Gubernur Lemhannas RI Andi WIdjajanto. 

“Narasi Geo V dirumuskan dengan satu tujuan, yakni menegaskan lompatan strategis yang harus dilakukan Indonesia di lima ranah pertarungan. Yaitu, demokrasi, ekonomi hijau, ekonomi biru, transformasi digital, serta pembangunan Ibu Kota Nusantara,” jelas Andi. 

Lompatan ini penting dilakukan agar kapasitas Indonesia untuk melakukan proyeksi geopolitik bisa meningkat tajam dari kapasitas saat ini menuju kapasitas Geo V yang menempatkan Indonesia menjadi kekuatan regional pada 2045. 

Memperingati hari jadi ke-57, Lemhannas mengangkat tema Transformasi Lemhannas RI: Ketahanan Nasional Era Geopolitik 5.0. 

Tema ini sangat relevan apabila dikaitkan dengan perkembangan lingkungan strategis yang ditandai dengan persaingan yang makin ketat.

Selain itu, disertai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin maju yang menuntut negara beradaptasi sesuai zamannya. 

“Krisis ini juga memaksa banyak pihak mengalibrasi hubungan internasional. Namun, di saat yang bersamaan dengan makin besarnya pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ketiadaan interaksi fisik cenderung mendisrupsi cara hidup termasuk geopolitik negara,” kata Wakil Gubernur Lemhannas RI Mayjen TNI MS Fadhilah. 

Lemhannas sebagai organisasi yang menganut manajemen modern mengembangkan kepemimpinan strategis berbasis ketahanan nasional menuju era geopolitik 5.0.

Karena itu, diperlukan kepemimpinan ideal di dalam menyongsong kehidupan di era baru kepemimpinan negara yang ideal.

Dengan kepemimpinan strategis berbasis ketahanan nasional, Indonesia diharapkan memiliki visi bersama untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik pada 2045. 

Selain orasi ilmiah, Lemhannas RI meluncuran 57 buku karya alumni Lemhannas RI. 

“Tidak hanya 57 buku, sebenarnya lebih. Angka 57 ini mencocokkan peringatan HUT Ke-57 Lemhannas RI,” lanjut Fadhilah.  

Melalui orasi ilmiah dan peluncuran buku, Lemhannas RI mampu melahirkan ide-ide segar dan pemikiran yang strategis dalam membangun negeri guna terciptanya Indonesia emas yang maju, berdaya saing, adil, dan sejahtera. 

Buku-buku ini adalah buah karya dari 34 penulis yang merupakan keluarga besar Lemhannas RI terdiri dari tenaga pengajar, tenaga pengkaji, tenaga profesional, staf, peserta PPRA 63, alumni pendidikan, dan IKAL kebangsaan.

Kegiatan tersebut juga dihadiri Kepala Staf TNI Angkatan Laut periode 2012-2014 Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio, S.I.P., M.M., Wakil Gubernur Lemhannas RI periode 2019-2022 Marsdya TNI (Purn) Wieko Syofyan, dan Kasum TNI Letjen TNI Eko Margiyono.

Selain itu, Wakil KSAD Letjen TNI Agus Subiyanto, Wakil KSAL Laksdya TNI Ahmadi Heri Purwono, Asisten Personel KSAU Marsda TNI Elianto Susetio, Wakil Kalemdiklat Polri Irjen Pol Dr. Eko Budi Sampurno, M.Si., Wakil Ketua Umum I IKAL Dr. Ir. Mustafa Abubakar, M.Si..

Kemudian, Sekretaris Utama Lemhannas RI Komjen Pol. Drs. Purwadi Arianto, M.Si., Deputi Pendidikan Pimpinan Tingkat Nasional Mayjen TNI Sugeng Santoso, S.I.P., Deputi Pengkajian Strategis Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P., Deputi Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Laksda TNI Prasetya Nugraha, S.T., M.Sc. (mrk/jpnn)


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler