Lempeng Tektonik Bergerak Sangat Lambat, Bakal Ada Gempa Besar?

Selasa, 26 Mei 2020 – 17:33 WIB
Model gravitasi laut Atlantik Utara. Titik-titik merah menunjukkan lokasi gempa bumi dengan kekuatan di atas 5,5 dan menyorot lokasi sebaran gunung api dasar laut. Foto: ANTARA/HO-David Sandwell

jpnn.com, JAKARTA - BMKG menyebutkan bahwa semua lempeng tektonik terus bergerak, tetapi berjalan dalam tempo yang sangat lambat.

"Jadi pergerakannya itu sangat kecil dan lambat sekali. Tetapi (lempeng tektonik) itu terus bergerak," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dilansir Antara, Selasa (26/5).

BACA JUGA: Jelang Lebaran, Asteroid Berbahaya Dekati Bumi, Ini Perhitungan Lapan

Ia menyampaikan hal itu untuk menanggapi perkiraan ilmuwan, seperti dikutip dari Livescience bahwa lempeng tektonik di Samudera Hindia akan terpecah menjadi dua.

Rahmat mengatakan bahwa semua lempeng tektonik pada dasarnya terus mengalami pergerakan. Namun, pergerakan itu terjadi dalam waktu yang sangat lambat dan sangat kecil berdasarkan ukuran.

BACA JUGA: BMKG: Waspada Sampai 7 Hari ke Depan

Pergerakan itu terjadi karena lempeng tektonik tersebut, katanya, berdiri di atas sebuah cairan magma yang menyebabkannya terus bergerak.

"Semua lempeng tektonik itu berdiri di atas sebuah cairan likuid. Kemudian bergerak, tapi bergeraknya itu sangat pelan," katanya.

BACA JUGA: Kapolres Meminta Maaf Atas Tindakan Brigadir R dan E, Bikin Malu Polri

Hamparan benua yang terbentuk saat ini, kata dia, merupakan hasil dari pergerakan yang terjadi sejak jutaan tahun yang lalu.

Pergerakan itu sering kali menyebabkan gempa bumi sehingga beberapa lempeng saling bergerak dan saling bertemu. Namun, ia mengatakan pergerakan tiap-tiap lempeng tersebut berbeda-beda.

"Kalau di selatan Indonesia, Hindia-Australia itu sekitar 7-10 centimeter per tahun. Ada yang bilang sekitar 6 centimeter. Tetapi itu relatif," katanya.

Jika yang dimaksud perpecahan dalam prediksi para ilmuwan itu berada di batas pertemuan lempeng besar yang terakumulasi dalam waktu puluhan tahun sehingga melepaskan energi dan menyebabkan gempa besar, hal itu, katanya, bisa saja terjadi.

Namun, jika perpecahan itu terjadi secara tiba-tiba dan dalam jarak yang cukup besar, hal tersebut, menurutnya, tidak mungkin terjadi.

"Kalau tiba-tiba pecah dengan jarak yang besar, enggak mungkin. Bisa kiamat nanti negeri ini. Tidak hanya negeri ini, tetapi juga bumi ini," kata Rahmat. (antara/jpnn)
Keluarga Via Vallen Dikucilkan?


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler