Length of Stay Turis di Bali Kian Turun

Selasa, 12 April 2016 – 08:18 WIB
Foto: Miftahuddin/baliexpressnews.com

jpnn.com - DENPASAR – Tim peneliti dari Universitas Udayana (Unud) menemukan adanya penurunan tingkat lamanya wisatawan menginap (length of stay) di hotel-hotel di Bali. Kondisi yang ada saat ini justru berbalik dari asumsi sebelumnya tentang masih dimungkinkannya pembangunan hotel di Denpasar dan Badung untuk menampung wisatawan.

Sebagaimana diberitakan Radar Bali (Jawa Pos Group), Ketua Tim Peneliti, Prof dr Wayan Gede Suparta dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana mengatakan, pihaknya pada  2012 diminta oleh Pemerintah Provinsi Bali untuk melakukan kajian. “Kami diminta untuk memprediksi ketersediaan dan permintaan jumlah kamar hotel waktu itu,” katanya.

BACA JUGA: Oesman Sapta: Ditjen Pajak Tidak Mau Dibohongi Terus

Tim peneliti yang berjumlah 5 orang lantas mengumpulkan data ketersediaan kamar dengan lenght of stay. Perbandingan itu untuk menyusun asumsi  pertumbuhan wisatawan 2016.

“Jadi kami mencari data waktu itu dari jumlah wisatawan dengan permintaan akan kamar dan kemudian kami bandingkan dengan kesediaan jumlah kamar yang ada,” jelasnya.

BACA JUGA: Jalin Kerja Sama, Nurbaya Initiative-PT Pos Targetkan 2 Juta UKM Online

Asumsinya, Bali masih butuh tempat-tempat baru untuk akomodasi bagi wisatawan pada 2016. Namun, fakta di lapangan justru menunjukkan perubahan.

“Namun nyatanya, ada perubahan yang terjadi, di antaranya terkait lamanya wisatawan di Bali yang menurun dan kemudian penegakan moratorium yang tidak jalan sebagaimana mestinya,” ujarnya.

BACA JUGA: PT Pos-Nurbaya Initiative Jalin Kerjasama, Presiden Tekankan hal ini

Dia menjelaskan, length of stay wisatawan di Bali pada 2012 memang masih dalam jangka waktu 7 hari. Namun, seiring perjalanan waktu, lenght of stay wisatawan di Bali ternyata hanya sampai 4 hari.

“Lamanya wisatawan tinggal di Bali itu tidak menentu. Bahkan data yang terakhir saya dapatkan itu hanya sampai pada 2,7 hari saja,” terangnya.

Menurutnya, melesetnya prediksi itu juga disebabkan ketersediaan kamar yang terus meningkat. Hal ini karena kebijakan pemerintah dengan melakukan moratorium pembangunan akomodasi pariwisata tidak konsisten, sehingga hotel-hotel baru terus bermunculan.

“Ini kan sudah tidak sesuai lagi, di mana length of stay menurun, kamar malah meningkat atau bisa dikatakan sudah over supply.  Jadi penelitian yang kami lakukan bisa dikatakan meleset,” jelasnya.

Lalu bagaimana dengan sekarang? “Adanya fenomena yang berubah ini, tentu harus dilakukan penelitian ulang dengan menghitung dari data yang ada sekarang, berapa jumlah kunjungan, berapa jumlah kamar dan length of stay-nya wisatawan di Bali,” jawabnya.(baliexpressnews/jpg/ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cara BNI Dukung Penyebaran Paket Produk untuk Pedesaan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler