Lenyap di Struktur DPP PDIP, Apa Dosa Maruarar Sirait?

Minggu, 12 April 2015 – 00:05 WIB
Maruarar Sirait. Foto: Dokumen JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Susunan kepengurusan DPP PDI Perjuangan periode 2015-2020 sudah diumumkan dalam Kongres IV PDIP di Bali. Namun, nama politikus PDIP Maruarar Sirait tidak ada dalam kepengurusan itu.

Peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti mengatakan, penentuan pengurus DPP PDIP dilakukan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Namun, Ikrar menilai, Megawati telah melakukan kesalahan karena tidak memasukan Ara, panggilan Maruarar, ke dalam struktur kepengurusan DPP PDIP.

BACA JUGA: Densus 88 Tangkap Pengirim WNI ke Wilayah ISIS

"Ada juga missed di dalam kepengurusan itu, misalnya lenyapnya Maruarar Sirait dari PDIP," kata Ikrar usai diskusi "PDIP‎ Melihat Indonesia?" di Menteng, Jakarta, Sabtu (11/4).

Ikrar mempertanyakan hilangnya nama Ara dalam struktur kepengurusan DPP PDIP.

BACA JUGA: Apa Dosa Ara?

"Pertanyaan ‎saya apa karena dia buat dosa atau karena dia tidak berhasil? Kalau memang dia buat dosa, dosa apa yang dibuat oleh Ara?" tanyanya.

"Kalau memang dia ada dosa waktu itu pernah akan menjadi Menteri Kominfo jadi dianggap seperti itu. Kalau juga ada persoalan internal sama Puan (Puan Maharani) jangan dijadikan dia keluar dari DPP," sambung Ikrar.

BACA JUGA: Mario Terobos Bandara, GM Bandara Angkasa Pura II Dirotasi

Menurut Ikrar, kinerja Ara cukup baik. Bahkan, beberapa waktu lalu, dia masuk dalam Museum Rekor Indonesia (MURI). MURI memberikan penghargaan kepada organisasi sayap PDIP, Taruna Merah Putih, karena menggelar donor darah serentak di 25 kabupaten dan kota.

‎Megawati menunjuk Hasto Kristiyanto sebagai Sekretaris Jenderal PDIP. Ikrar menjelaskan, Hasto dipilih karena dia loyal kepada Mega.

"Dia bersedia sebagai bemper pasang badan dalam kaitannya kekisruhan dengan KPK. Itu mungkin hitung-hitungan karena dia sangat loyal," ucapnya.

Namun, Ikrar menambahkan, dari sisi kapasitas, banyak yang mempertanyakan kepiawaiannya dalam berpolitik. Hasto dinilai masih kalah jika dibandingkan politikus PDIP Pramono Anung. ‎Meski begitu, hal ini bisa menjadi pembelajaran bagi Hasto.

"Biarlah Hasto jadi sekjen karena ini suatu proses pembelajaran bagi anak muda partai untuk bisa berkiprah lebih baik," kata Ikrar.

Sementara, politikus PDIP ‎Hamid Basyaib menyatakan, Megawati memilih kader yang masuk dalam struktur kepengurusan DPP PDIP didasarkan pada kriteria tertentu.

"Dia (Megawati) contohkan orang ini tepat di mana, tidak tepat di mana, orang ini loyalitasnya tinggi, yang ini pintar tapi ‎enggak loyal dan sebagainya," ujar Hamid.

Menurut Hamid, penunjukan kader yang masuk struktur kepengurusan DPP PDIP sudah tidak perlu dipertanyakan.

"Jadi ini konsekuensi logis saja dari amanat peserta kongres yang sebelumnya juga di rakernas kemarin yang menyerahkan ini pada Ibu Mega, ketua umum terpilih," tandasnya.‎ (gil/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Densus Tangkap Fasilitasor WNI Gabung ISIS di Hotel


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler