Leo Nababan: Golkar Terancam Punah

Sabtu, 16 April 2016 – 00:43 WIB
Leo Nababan. Foto: dok.Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA – Leo Nababan mengeluarkan pernyataan keras terkait rencana kewajiban membayar mahar sebesar Rp 20 miliar bagi semua kader Partai Golkar yang akan maju sebagai calon ketua umum di ajang Munaslub Mei mendatang.

Politikus Golkar asal Medan itu menyebut rencana tersebut merupakan ide gila. Lebih lanjut, dia mengatakan, jika ide itu direalisasikan maka akan menghancurkan citra Golkar dan bahkan menjadikan partai beringin di ambang kepunahan.

BACA JUGA: Soal Reklamasi, Tuty: Banyak Pihak Salah Pemahaman

"Golkar diambang kepunahan,” ujar Leo kemarin (15/4).

Menurut tim sukses calon ketum Airlangga Hartarto itu, gagasan mahar Rp 20 miliar itu jelas-jelas melanggar anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) Partai Golkar..

BACA JUGA: Pengabdian Dharma Pertiwi Tetap Konsisten

"Ini ide gila, melabrak AD/ART,” cetusnya. Dikatakan, aturan di AD/ART partai sudah jelas, bahwa syarat mencalonkan diri sebagai ketua umum antara lain sudah menjadi anggota lima tahun dan juga berprestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak pernah tercela (PDLT).

Leo Nababan curiga, yang melontarkan gagasan itu merupakan “kelompok hitam” di partainya.

BACA JUGA: Menteri Jonan Disebut Layak Direshuffle, Ini Alasannya

“Dari dulu saya sudah ingatkan, di Golkar ada putih dan Golkar hitam. Juga dikuatkan Agun Gunanjar beberapa waktu lalu, selama golongan hitam ini ada di Golkar, maka merekalah yang merusak Golkar,” ujar Leo, orang dekat Agung Laksono itu.

Menurut Leo, kelompok hitam ini lupa bahwa Golkar merupakan asset negara. “Bukan milik segelintir pengurus, oligarkhi,” imbuhnya lagi.

Dia mendesak agar diusut siapa orang yang menggulirkan gagasan calon ketum wajib membayar mahar Rp 20 miliar itu.

"Diusut siapa yang punya ide aneh ini. Jangan-jangan mereka punya rencana agar munas tidak jadi maka mereka ngotot minta SK baru dari pemerintah, sedangkan SK Riau yang baru diperpanjang masih berlaku dapat dijadikan legitimasi pelaksanaan munas," katanya.

Ide mahar Rp 20 miliar memang memantik polemik di internal Golkar. Kabar menyebutkan, uang tersebut harus dibayarkan ke steering committee (SC) agar bisa jadi calon ketua umum.

Salah seorang anggota tim sukses balon ketum Golkar ‎Aziz Syamsuddin, Bowo Sidik Pangarso, menyebut kewajiban bayar mahar itu sudah menjadi keputusan rapat SC beberapa waktu lalu. Namun, belum menjadi keputusan pleno DPP Golkar. “Itu uang sebsar Rp 20 miliar untuk bisa jadi calon ketum tidak masuk akal,” kata Bowo.

Anggota Komisi VII DPR ini mengaku mendapat informasi, alasan panitia Munaslub Golkar menetapkan uang mahar, antara lain untuk biaya penyelenggaraan Munaslub yang akan digelar di Bali. Padahal, menurutnya, biaya harus dari anggaran yang disiapkan DPP, bukan dari orang per orang. (sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Komisioner Komnas HAM Diteror, Begini Reaksi Mabes Polri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler