jpnn.com, JAKARTA - Ancaman serangan siber dalam beberapa tahun terakhir makin meningkat, seiring dengan pesatnya perkembangan dunia digital.
Serangan yang makin canggih dan terorganisir ini menargetkan berbagai sektor, baik perusahaan besar maupun infrastruktur penting.
BACA JUGA: 2 Tips Mencegah Serangan Siber di Sektor Keuangan
"Tidak ada yang kebal dari serangan siber. Baik perusahaan maupun individu harus selalu waspada dan mempersiapkan diri dengan strategi yang tepat untuk melindungi data mereka," ujar Leonardo Ezra Partukkoan Hutabarat, pakar keamanan siber, dalam keterangannya, Sabtu (28/9).
Menurut Leonardo, kesiapan dan kewaspadaan adalah kunci utama menghadapi ancaman yang makin kompleks. Dia menekankan bahwa dalam era digital yang makin terkoneksi, semua pihak harus waspada.
BACA JUGA: Jaga Keamanan Data Nasabah, Ini Strategi BRI Melawan Serangan Siber
Leonardo mengembangkan pendekatan holistik dalam menangani ancaman siber, yang berfokus pada identifikasi ancaman, pencegahan, serta respons cepat terhadap insiden.
"Keamanan siber bukan hanya tentang mencegah serangan, tetapi juga tentang seberapa cepat kita bisa merespons dan memitigasi dampak serangan ketika itu terjadi," tegasnya.
BACA JUGA: Ini Solusi Proaktif untuk Keamanan Siber Indonesia dari Cisometric
Baginya, mitigasi yang cepat sama pentingnya dengan pencegahan untuk meminimalisir dampak kerugian. Selain itu, Leonardo mengungkapkan tantangan baru yang muncul dari teknologi modern seperti Internet of Things (IoT) dan infrastruktur cloud.
Menurutnya, makin banyak perangkat yang terhubung ke internet menambah risiko keamanan siber secara signifikan.
"Tantangan baru seperti ini menuntut kita untuk selalu waspada dan proaktif dalam melindungi infrastruktur digital," katanya.
Dia menambahkan bahwa risiko yang datang dari perangkat IoT yang tidak terlindungi dengan baik bisa menyebabkan kerugian besar jika tidak diantisipasi.
Di sisi lain, Leonardo juga menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat terkait keamanan siber. Menurutnya, banyak serangan berhasil karena minimnya pengetahuan dasar tentang cara melindungi data pribadi.
"Kesadaran adalah garis pertahanan pertama. Banyak serangan bisa dicegah jika orang-orang paham cara menjaga keamanan informasi mereka," tuturnya.
Leonardo berharap edukasi dan kesadaran akan keamanan siber terus ditingkatkan di tengah maraknya ancaman serangan digital. Selain itu, kolaborasi lintas sektor dan investasi dalam pelatihan sumber daya manusia di bidang keamanan siber juga perlu ditingkatkan.
"Kolaborasi adalah kunci dalam melawan serangan siber secara kolektif. Dengan bekerja sama, kita dapat memperkuat pertahanan dan melindungi dunia digital dari ancaman yang terus berkembang," pungkasnya.(jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh