Lesehan, Sumpah Pemuda dan Gatot Kaca di Istana Merdeka

Sabtu, 29 Oktober 2016 – 01:41 WIB
Kolaburasi Tari kecak Bali dan Ratoe, Aceh yang memukau penonton di acara Nusantara Berdendang. Foto: Natalia Fatimah Laurens/JPNN

jpnn.com - JAKARTA--Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 88 di halaman Istana Merdeka, berlangsung meriah pada Jumat (28/10) malam.

Panggung acara bertajuk "Nusantara Berdendang" itu menampilkan budaya dan kesenian bangsa sebagai representasi dari semangat Sumpah Pemuda.

BACA JUGA: Fahri Ajak Publik Bandingkan Kasus Dahlan Iskan dengan RS Sumber Waras

Meski dihelat di halaman Istana yang megah, bukan berarti harus ada kemewahan untuk pagelaran budaya itu.

Justru pihak Istana mengemasnya sehingga acara itu tetap merakyat, karena memang mirip pesta rakyat, pesta pemuda.

BACA JUGA: PDIP Beri Penghargaan kepada Atlet dan Pemuda Berprestasi

Lihat saja tempat duduk penonton yang berada di sisi kiri dan kanan halaman. Bukan kursi-kursi yang berbaris rapi melainkan karpet yang digelar memanjang.

Itu untuk penonton, para siswa perwakilan dari beberapa sekolah di Jakarta.

BACA JUGA: Indonesia Butuh Pemuda Progresif Berkepribadian

Mereka bisa bersantai sambil lesehan menonton pertunjukan budaya dari sisi tersebut.

"Tadi pulang sekolah langsung ke sini diajak guru untuk menonton peringatan Sumpah Pemuda. Senang banget bisa masuk Istana Merdeka dan lihat pertunjukannya," ujar Lisa salah satu siswi yang datang bersama belasan rekannya.

Sementara itu, untuk Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana, serta Wapres Jusuf Kalla dan istri Mufidah Jusuf Kalla di tempatkan di tengah halaman yang berhadapan langsung dengan panggung pagelaran.

Selain itu hadir juga mantan Presiden Megawati Soekarnoputri dan beberapa menteri yang mendampingi Jokowi.

Pertunjukan seni dan budaya ini benar-benar memukau penonton.

Dimulai dengan tarian-tarian yang lincah dan gemulai dari para penari tradisional yang mewakili 10 daerah.

Tanjidor, ondel-ondel dan tari topeng betawi dari DKI jakarta. Kemudian tari Gandrung dan Kuntulan dari Banyuwangi.

Lalu tari Pajaga Makkunrai dari Sulawesi Selatan, kampung halaman wapres.

Penonton pun dibuat terpana dengan pertunjukan Wayang Ajen yang dibawakan Dalang Ki Wawan.

Pertunjukan itu tentang kisah Gatot Kaca dan Arjuna ditambah iringan tarian.

Sang Dalang Ki Wawan mengatakan Gatot Kaca dan Arjuna sebagai pemuda siap berjuang memajukan bangsa dan negara.

Dia mengingatkan para pemuda untuk melakukan kerja nyata demi bangsa dan negara.

"Saber Pungli!!Sapu bersih pungli!," teriak sang dalang dan langsung mendapat tepuk tangan dari penonton.

Penonton juga hampir dibuat tak berkedip saat menyaksikan tari-tarian lainnya.

Seperti Tari Piring dan musik Calempong dari ISI Padang Panjang. Banyak yang khawatir piring yang dibawa penari bisa saja jatuh.

Tari Tu'a Reto Lou dan Musik Sasando dari Nusa Tenggara Timur. Tarian ini pun sempat membuat penonton gugup.

Pasalnya, seorang penari memanjat tiang bambu yang cukup tinggi dan dibiarkan berdiri dengan bantuan penari lainnya.

Penari itu mengibar-ibarkan bendera merah putih di atas puncak bambu itu. Fyuh..Tarian itu diakhiri dengan tepuk tangan karena sang penari berhasil turun dari bumbu.

Dilanjutkan dengan pertunjukan Tari Hudog dari Kalimantan Timur dan Tari Topeng Ireng dari Boyolali yang membuat penonton berdecak kagum.                                     

Tepuk tangan paling meriah saat pertunjukan kolaburasi Tari kecak Bali dan Ratoe Aceh serta Tari Mambri dari Papua.


"Presiden Jokowi pernah menekankan bahwa Istana itu bukan hanya institusi politik, institusi kenegaraan, dan institusi administrasi pemerintahan semata. Istana juga merupakan tempat berkembangnya kebudayaan Indonesia dan pada gilirannya menjadi tempat berkembangnya peradaban Indonesia," terang Kepala Sekretariat Presiden Darmansah Djumala di sela acara itu.

Sebelumnya, tapak tilas perjuangan para pemuda pada tahun 1928 hingga kini turut ditampilkan.

"Pagelaran ini jelas diselenggarakan dalam suasana kaum muda yang enerjik, kreatif, antusias, dan menghargai keberagaman. Perpaduan antara tapak tilas Sumpah Pemuda dengan pertunjukan seni dan budaya akan dirangkai secara atraktif malam ini," ujar Djumala.

Kegiatan itu diakhiri dengan persembahan lagu daerah dan kebangsaan dari orkestra.

Setelah itu, para pengisi acara foto bareng dengan Presiden, Wapres dan para menteri di panggung tersebut.

Ini untuk pertama kalinya peringatan Sumpah Pemuda dirayakan di halaman Istana Merdeka dengan pertunjukan menarik dan meriah. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Eks Kepala BPJJN Minta KPK Tersangkakan 20 Anggota Komisi V DPR


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler