jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat menyampaikan upaya mendorong nilai-nilai kesetaraan gender yang mampu menciptakan masa depan perempuan di dunia menjadi lebih baik harus terus dilanjutkan.
Pasalnya, hal ini sebagai bagian strategi pemberdayaan perempuan dalam menjawab berbagai tantangan di masa depan.
BACA JUGA: Pacu Kesetaraan Gender & Inklusi Sosial, Kementan Gelar Workshop GESI
"Perempuan merupakan bagian dari populasi global yang penting, karena memiliki potensi kontribusi yang nyata dalam proses pembangunan ekonomi di setiap negara," kata Lestari Moerdijat melalui keterangan yang diterima, Kamis (6/4).
Pernyataan itu juga disampaikannya saat menjadi pembicara secara daring dalam diskusi bertema 'National Strategies For Women: Investing in Economic Empowerment, yang diselenggarakan National Research University Higher School of Economics (HSE University), di Moskow, Rusia, Rabu (5/4).
BACA JUGA: 3 Pj Gubernur DOB Papua Dilantik, Willem Wandik: Pak Jokowi Terapkan Kesetaraan Gender
Terlepas dari potensi tersebut, Rerie yang akrab disapa itu menilai perempuan masih menghadapi sejumlah hambatan terkait kesetaraan, termasuk di sektor ekonomi.
Padahal, lanjut legislator dari Dapil Jawa Tengah II itu, kesetaraan gender secara jelas sudah ditetapkan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) Nomor 5 yang merupakan prasyarat untuk mencapai kesetaraan dan kemakmuran seluruh umat manusia.
Menurutnya, hambatan pemberdayaan ekonomi perempuan harus didekati dengan kebijakan yang mampu membangun semangat kewirausahaan yang inklusif gender.
Rerie juga mengungkapkan, Indonesia selama satu dekade terakhir telah melakukan upaya signifikan untuk berinvestasi dalam pemberdayaan ekonomi perempuan.
Rerie memandang upaya pemberdayaan ekonomi perempuan tidak hanya akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, tetapi juga berkontribusi pada tujuan SDGs lainnya.
Seperti SDGs Nomor 8 tentang peningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan kerja yang produktif dan menyeluruh, serta pekerjaan yang layak untuk semua.
Meski begitu, Rerie menyadari Indonesia masih memiliki sejumlah 'pekerjaan rumah' dalam pemberdayaan ekonomi perempuan, antara lain dalam bentuk peningkatkan pemerataan partisipasi tenaga kerja melalui kebijakan dan pengembangan keterampilan.
"Kemudian peningkatan partisipasi perempuan dalam kepemimpinan dan proses pengambilan keputusan kebijakan publik," paparnya.
Rerie menegaskan komitmen Indonesia terhadap kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan tercermin dalam berbagai kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan akses perempuan terhadap pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi