Lestari Moerdijat Minta Generasi Muda Dipersiapkan untuk Wujudkan Indonesia Emas

Rabu, 16 Februari 2022 – 20:53 WIB
Ketua MPR RI Lestari Moerdijat membuka diskusi secara daring bertema Milenial dan Tantangan Ketenagakerjaan dalam Menyambut Bonus Demografi Indonesia yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (16/2). Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menyatakan, pada 2045, generasi muda menjadi tulang punggung untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju, seperti yang dicita-citakan para pendahulu bangsa.

Hal itu dikatakan Lestari saat membuka diskusi secara daring bertema Milenial dan Tantangan Ketenagakerjaan dalam Menyambut Bonus Demografi Indonesia yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (16/2).

BACA JUGA: Lestari Moerdijat Minta Pemerintah Bersinergi Cari Solusi Kebangkitan Pariwisata

Seluruh elemen bangsa harus mempersiapkan generasi muda agar mampu menjawab berbagai tantangan untuk mewujudkan Indonesia emas yang tangguh dan berdaya saing pada 2045.

Diskusi yang dimoderatori Dr. Radityo Fajar Arianto, MBA (Ekonom, Direktur Sparklab Universitas Pelita Harapan) itu dihadiri Anggoro Eko Cahyo (Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan), Prof. Badri Munir Sukoco, MBA, Ph.D (Guru Besar Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis /FEB Universitas Airlangga), dan Indra Pramana(CEO for Navanti Indonesia) sebagai narasumber.

BACA JUGA: Mbak Rerie Berharap Kemandirian Masyarakat Dibangun untuk Hadapi Kenormalan Baru

Selain itu, hadir Putri Anetta Komarudin (Co-Head of Delegate Selection Committe dan Delegasi Y20 Indonesia 2021), Mochammad Popon, S.H (Sekretaris Umum PP SPSI), dan Dr. Atang Irawan, S.H, M.Hum (Pakar Hukum Universitas Pasundan Bandung) sebagai penanggap.

Rerie, sapaan akrab Lestari, menuturkan, para generasi muda harus dipersiapkan agar mampu menghadapi tantangan dengan sumber daya yang dimiliki.

BACA JUGA: Mbak Rerie: Tanamkan Nilai-Nilai Kebangsaan Lewat Proses Pendidikan

Jadi, berbagai upaya harus dilakukan berangkat dari optimalisasi seluruh sumber daya yang dimiliki anak bangsa.

Rerie berpendapat, loncatan teknologi yang terjadi saat ini mengubah pola berperilaku dan komunikasi manusia di era ini.

Menurut anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, masyarakat tidak boleh mengabaikan perkembangan teknologi.

Sejak krisis global, pandemi Covid-19 mengakibatkan meningkatnya angka pengangguran tertinggi di usia produktif.

Karena itu, generasi milenial dipersiapkan agar memiliki kemampuan untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju.

Badri berpendapat, perlu kerja keras bagi bangsa Indonesia untuk menjadi negara maju karena membutuhkan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Kondisi pandemi Covid-19 dan rendahnya relevansi tenaga kerja terhadap lapangan kerja yang tersedia mengakibatkan bertambahnya angka pengangguran saat ini.

Salah satu upaya agar tenaga kerja mampu terserap, menurut Badri, adalah melakukan transformasi ekonomi lewat dua hal.

Yaitu, peningkatan kualitas SDM dan menetapkan sejumlah sektor untuk menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi agar mampu tumbuh di atas 10 persen.

Badri menjelaskan, untuk menjadi negara maju, Indonesia harus mampu masuk pada kelompok negara dengan high income yang berciri memiliki industri services 69,70 persen.

Anggoro Eko Cahyo mengonfirmasi bahwa pandemi Covid-19 berdampak pada kalangan muda.

Hal itu, ujar Anggoro, terungkap pada meningkatnya klaim jaminan hari tua (JHT) pada pekerja milenial yang mengundurkan diri dan terkena PHK di masa pandemi.

Menurut Anggoro, di masa pandemi ini, terjadi shifting pasar kerja dari sektor formal ke informal.

''Para pekerja yang keluar dari sektor formal saat ini belum masuk kembali ke sistem perlindungan BPJS Ketenagakerjaan,'' ujarnya.

Indra Pramana mengungkapkan, industri start-up masih menjadi salah satu sektor yang diminati kelompok milenial di Indonesia.

Menurut Indra, sejumlah start-up di Indonesia di bidang fintech, logistik, e-commerce, food and beverage, dan agrikultur sangat diminati para investor.

''Peluang itu harus ditangkap anak bangsa dengan sejumlah upaya strategis agar generasi milenial Indonesia mampu berperan lebih besar di industri start-up di tanah air,'' ucap Indra.

Putri Anetta Komarudin mengungkapkan, pandemi Covid-19 berdampak pada masa transisi kalangan muda yang akan memasuki dunia kerja.

''Akibatnya, sebagian generasi muda masuk ke sektor informal yang kurang mendapat perlindungan. Isu job insecurity ini menjadi perhatian dalam penyelenggaraan Y20 mendatang,'' ucapanya.

Atang Irawan menilai, untuk persiapan menyambut bonus demografi, perlu upaya perbaikan kebijakan di sektor pendidikan, kesehatan dan infrastruktur serta percepatan investasi.

''Para pemangku kepentingan perlu membuat peta jalan untuk mempersiapkan formulasi dalam menyambut bonus demografi guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pengambilan kebijakan seperti yang terjadi pada Afrika Selatan dan Brasil,'' tandasnya. (mrk/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler