Menurut Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, letusan itu menunjukkan kalau Gunung Lokon belum menurunkan aktivitasnya. Meski pada Sabtu (15/5) sudah mengeluarkan lava pijarnya. "Untuk kesekian kali, gunung itu kembali meletus," ujarnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, letusan kali ini lebih kuat daripada sebelumnya. Dibuktikan dengan lontaran material letusan termasuk material pijar yang mencapai 1.500 meter dari Kawah Tompaluan. Dibandingkan dengan letusan Sabtu yang lontaran materialnya mencapai 600 meter ke udara.
Saking kuatnya letusan, membuat dentuman terdengar hingga jarak 5 km. Terus meningkatnya aktivitas membuat pemerintah mengeluarkan rekomendasi agar area sejauh 2,5 km dari gunung disterilkan dari aktivitas masyarakat. "Radius itu terhitung dari Kawah Tompulan, tapi sampai saat ini belum perlu evakuasi," imbuhnya.
BNPB juga menghimbau agar warga di empat gunung sudah meletus dama seminggu ini untuk tetap waspada. Keempat gunung itu adalah Gunung Api Karangetang, Lokon, Soputan, dan Gamalama. Sebab, tercatat kalau keempat gunung itu masih mengalami peningkatan aktivitas yang dipicu oleh pergerakan lempeng tektonik akibat gempa di Philipina 31 Agustus lalu.
Hal itu sesuai dengan kajian BNPB setelah empat gunung meletus dalam waktu yang berdekatan. Meski masih diperdebatkan, kuat dugaan kalau gempa Philipina memang menjadi pemicu. Apalagi, beberap gunung itu sebelumnya sudah berstatus siaga. Seperti Gunung Karangetan, Manado sudah menyandang status siaga sejak 8 Agustus.
"Ada indikasi semua di pengaruhi gempa bumi di Philipina. Saat itu, sangat kuat gempanya," imbuh Sutopo. Memang, gempa yang terjadi saat hujan lebat itu sempat membuat beberapa daerah di dekatnya terindikasi bakal disapu tsunami. Pacific Tsunami Warning Center (PTWC) mengeluarkan peringatan untuk Philipina, Indonesia, dan Belau. (dim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelaku Peledakan ATM di Makassar Sudah Diidentifikasi
Redaktur : Tim Redaksi