Pelaku Peledakan ATM di Makassar Sudah Diidentifikasi

Kamis, 20 September 2012 – 12:35 WIB
MAKASSAR - Kepolsian Resor Kota Besar Makassar masih melakukan penyelidikan terkait peledakan mesin ATM milik bank Mandiri di Jalan Kakatua, Rabu, 19 September dinihari. Hingga siang kemarin, kepolisian belum menemukan adanya keterlibatan jaringan teroris.
   
Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Erwin Triwanto, mengatakan, indikasi dalam kasus ini ada dua. Tapi, pihaknya masih berpegang pada tindak pidana kriminal murni. Pegangan itu didasari belum ditemukannya keterlibatan jaringan teroris.
   
Dari olah tempat kejadian perkara yang dilakukan, mantan Direktur Direktorat Intelkam Polda Sulsel ini, menambahkan, media atau alat yang digunakan botol kemasan yang diameternya enam centimeter. Diatas tutup botol berwarna kuning terdapat lubang.
   
Lubang tersebut digunakan untuk menempatkan sumbu. Terkait bahan peledak yang digunakan pihaknya masih melakukan pendalaman. Apakah menggunakan bensin atau mesiu. "Semua dalam pemeriksaan labfor," paparnya.

Kasatreskrim Polrestabes Makassar, AKBP Himawan Sugeha menambahkan, kuat dugaan pelaku berusaha untuk membobol boks mesin ATM. Sebab, di lokasi kejadian ditemukan adanya sesuatu yang menempel di boks.
   
Terkait jenis material yang digunakan untuk meledakkan mesin ATM, ada kemungkinan bahan yang digunakan merupakan amunium nitra atau mesiu, dan gotri atau agel, serta dicampur bensin atau solar. Saat meledak, gotri-gotri menyebar dan menghancurkan dinding kaca ATM.
   
Lebih jauh, diakuinya, untuk penggunaan bubuk mesiu kecil kemungkinan digunakan. Namun, untuk amunium nitrat banyak dijual dipasaran. Juga, amunium nitrat banyak digunakan kalangan nelayan.
   
"Kemungkinan botol yang digunakan terbuat dari kaca. Kalau plastik, pastinya akan ada residu sisa pembakaran yang tersisa. Bom itu berdaya ledak rendah. Hanya karena getaran dan gotri sehingga kaca pecah," tandasnya.
   
Bagaimana dengan pelaku yang terekam dalam CCTV? Masih kata, Himawan, untuk para pelaku pihaknya telah mengantongi identitasnya. Baik, dari perawakan, tinggi, dan tanda atau tatoo di tangannya. Hingga siang kemarin, pelaku masih dalam pengejaran.
   
"Sudah ada yang kami curigai dan telah dilakukan penggerebekan di tempatnya, namun, hasilnya nihil. Mudah-mudahan segera dapat kami tangkap secepatnya. Karena semua sudah kami ketahui identitasnya," bebernya.
   
Untuk saksi-saksi, kepolisian juga telah melakukan pemeriksaan. Mereka yang diperiksa antara lain LU, DI, dan SUT. Sementara, empat orang yang dalam pemanggilan, EM, AR dari pihak Bank Mandiri, kemudian inisial, SAM, dan BON. 
   
Insiden peledakan ATM Bank Mandiri di Jalan Kakatua terjadi sekira pukul 01.00 wita. Menurut salah satu saksi mata, Luis Markus, 20 tahun, salah satu mahasiswa perguruan tinggi swasta, dirinya sempat mendengar suara ledakan sebanyak satu kali.
   
Saat mendengar ledakan, dirinya kemudian melihat dari balik jendela. Saat itu, dirinya melihat dua orang yang tidak mengenakan helm dan mengendarai sepeda motor jenis matic putih melaju kencang dari sekitar lokasi kejadian.
   
Setelah itu dirinya melihat kepulan asap di mesin ATM tersebut. Juga, dilihatnya, dinding kaca di sekitar lokasi sudah pecah. Informasi yang dikumpulkan, selain kerusakan di bagian kaca ATM, juga, terlihat kabel AC yang terputus, posisi CCTV dalam keadaan tergantung, plafon yang sudah jebol, dan lampu dalam keadaan menyala.
   
Berdasarkan data yang dihimpun FAJAR, teror di mesin ATM di Makassar merupakan kasus yang ketiga sepanjang tahun ini. Sebelumnya, sebuah mesin ATM di Jalan Urip Sumohardjo dibakar. Kebakaran terjadi Maret, lalu. Selain botol berisi bensin juga terdapat tulisan mengenai persaingan minimarket dan pasar tradisional.
   
Selanjutnya mesin ATM BRI di samping Polda Sulsel. Di sini upaya pembakaran gagal dilakukan. Juga terdapat nada ancaman dan kecaman. Kasus terakhir, merupakan ATM Mandiri. Maret, tahun 2011, sebuah mesin ATM di Jalan Rappocini, juga dibakar. (fajar)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dugaan Korupsi di Pamekasan Sudah Masuk Daftar KPK

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler