Leukemia Sulit Didiagnosis, Begini Penjelasan Dokter Richard

Minggu, 22 April 2018 – 08:40 WIB
Darah. Ilustrasi Foto: pixabay

jpnn.com, PONTIANAK -
Leukemia merupakan kanker darah yang berawal dalam sumsum tulang belakang, tempat sel darah dibuat. Lantas bangaimana penjelasan mengenai penyakit?

“Secara umum darah dalam tubuh manusia terbagi menjadi tiga bagian, yaitu sel darah merah, sel darah putih, dan plasma darah (berisi trombosit),” jelas dr. Richard Suwandi, Sp PD kepada Rakyat Kalbar (Jawa Pos Group).

BACA JUGA: Ini 5 Manfaat Minum Air Putih Setelah Bangun Tidur

Leukemia sendiri adalah penyakit keganasan/kanker yang berasal dari sel darah putih atau disebut juga leukosit. Dalam keadaan normal, kadar sel darah putih dalam tubuh berkisar di antara 5000-10000 sel/mm3.

Karena fungsi sel darah putih adalah untuk menjaga kekebalan tubuh, jumlah sel darah putih akan meningkat pada keadaan infeksi bakteri, jamur atau parasit.

BACA JUGA: 5 Ritual Sederhana Agar Hubungan Semakin Intim

“Pada penderita leukemia peningkatan sel darah putih terjadi walaupun tidak ada infeksi, angka peningkatanya pun dapat mencapai ratusan ribu sel/mm3,” ujarnya.

Menurut Richard, penyakit leukemia sulit untuk didiagnosis. Karena gejala awalnya menyerupai penyakit-penyakit yang lumrah dan umum terjadi sebelum sampai pada stadium akhir.

BACA JUGA: Klinik Eksekutif Heritage RS Pelni Terima Peserta BPJS

“Pada stadium akhir jumlah sel darah putih yang sangat banyak dapat menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah yang menimbulkan gejala seperti stroke yang disebut dengan Leukostasis,” tuturnya.

Selain itu, penderita leukemia yang mengakibatkan fatalitas pada umumnya akibat perdarahan spontan dan infeksi sekunder. Infeksi sekunder tersebut terjadi karena sel darah putih yang dihasilkan oleh penyakit leukemia ini memiliki respons yang sangat buruk terhadap infeksi bakteri jamur ataupun parasite.

“Sehingga walaupun memiliki jumlah sel darah putih yang banyak, penderita leukemia memiliki daya tahan tubuh yang jauh lebih rendah dibandingkan manusia normal pada umumnya,” paparnya.

Cara pencegahan khusus untuk penyakit leukimia memang tidak ada. Namun yang sudah terbukti bisa meingkatkan risiko leukimia adalah radiasi dari bahan radioaktif, paparan asap rokok (aktif maupun pasif), riwayat leukemia pada keluarga, dan paparan terhadap bahan kimia tertentu.

“Contohnya adalah golongan benzene, benzene sendiri cukup banyak terdapat pada bahan pengawet, pestisida, deterjen, dan bahan pewarna buatan,” ungkapnya.

Dokter spesalis penyakit dalam yang bertugas di RSUD Bengkayang ini juga menjelaskan apa yang terjadi pada tubuh si penderita leukemia.

Dikatakan dia, seluruh komponen darah umumnya dihasilkan oleh sumsum tulang dan beberapa organ lainya. Seperti liver dan ginjal dalam komposisi yang seimbang. Leukemia akan menyebabkan terjadinya ketimpangan akibat produksi sel darah putih yang berlebih dan akan mendesak produksi sel darah lainnya.

Hal ini akan menyebabkan kekurangan sel darah merah pada penderita yang ditandai dengan timbulnya gejala anemia (kurang darah).

Selain sel darah merah akan terjadi juga kekurangan trombosit yang berfungsi untuk pembekuan darah. Kekurangan trombosit dalam jumlah besar akan menyebabkan timbulnya perdarahan dengan derajat ringan maupun berat. Dapat juga timbul gejala berupa lebam atau memar pada kulit tanpa adanya riwayat cedera sebelumnya. Pada wanita dapat terjadi perdarahan jalan lahir walaupun sedang tidak dalam fase menstruasi.

Peningkatan sel darah putih dalam jumlah besar juga akan menyebabkan timbulah reaksi tubuh yang menyatakan seolah-olah seseorang terkena infeksi. Gejala yang timbul dapat berupa panas badan, nyeri sendi, penurunan berat badan, penurunan nafsu makan dan lemah badan.

Berbeda dengan sel darah merah, terdapat banyak jenis sel darah putih. Masing-masing memiliki fungsi khusus terhadap infeksi tertentu. Hal ini membuat leukemia dibagi menjadi beberapa golongan. Namun secara umum pembagian ini ditentukan dari jenis sel darah putih yang terkena (golongan seri Myeloid atau Limfosit), tingkat kematangan leukosit (sel muda atau sel matang), dan kecepatan multiplikasi sel (akut dan kronik).

Berdasarkan pembagian tersebut, umumnya dapat digolongkan 4 macam jenis leukemia. Pertama, Chronic Lymphocytic Leukemia (CLL). Yaitu leukemia atau kanker darah dari seri limfosit ini paling sering terjadi pada orangtua, berusia sekitar 55 tahun ke atas.

Terkadang penyakit leukemia jenis ini juga diderita oleh orang dewasa muda dan hampir tidak pernah menyerang anak-anak.

Kedua, Chronic Myeloid Leukemia (CML). Serupa dengan CLL, namun keganasan terjadi pada seri Myeloid. Ketiga, Acute Lymphocytic Leukemia (ALL). Leukemia jenis ini merupakan tipe leukimia yang paling sering terjadi dan diderita anak-anak. Walau jarang, terkadang juga ditemui pada orang dewasa, terutama pada usia 65 tahun ke atas. Keganasan terjadi pada seri Limfosit.

Sedangkan keempat, Acute Myeloid Leukemia (AML). Jenis penyakit leukimia atau kanker darah yang dapat terjadi pada semua usia, walaupun lebih sering menyerang usia dewasa dan orangtua. Keganasan AML terjadi pada seri myeloid. (suc/arm)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terapi Anjing Bisa Mengurangi Stres Bagi Pelajar


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler