Lewat Cara ini Kementan Jamin Harga Jual Gabah Petani

Minggu, 11 Agustus 2019 – 21:57 WIB
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (baju putih tengah), melakukan panen raya dan serap gabah petani di Kelurahan Sepe'e, Barru, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Senin (20/3). Foto: Ken Girsang/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) terus berusaha meningkatkan produksi pangan khususnya padi. Selain itu, Kementan juga hingga menjamin agar harga jual yang diperoleh petani pada posisi tinggi agar menikmati keuntungan. Karena itu, penanganan pascapanen yang baik harus dengan sistem pengelolaan yang terstruktur, salah satunya melalui pembentukan Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu (SP3T).

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementa Gatut Sumbogodjati mengatakan, SP3T lahir atas dasar keprihatinan. Pasalnya, selama ini petani padi banyak yang tidak menikmati hasil panennya secara maksimal karena banyak dijual dalam bentuk gabah kering panen.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Bangga Pertanian Indonesia Makin Maju dengan Teknologi

"Bahkan, ada yang dijual secara tebasan ketika gabah masih ada di lahan. Tentunya kami tidak diam begitu saja dengan kondisi tersebut. Kami berikan bantuan alsintan seperti combine harvester, vertical dryer, RMU, dan mesin packing untuk UPJA (unit pengelolala jasa alat mesin pertanian),” ujar dia di Jakarta, Minggu (11/8).

Dia pun berharap, melalui bantuan tersebut tidak ada lagi cerita gabah rusak ketika musim hujan karena tidak ada mesin pengering atau harga jatuh karena panen raya. Bahkan, dengan adanya paket sarana ini lembaga tani bisa memproduksi beras kemasan dengan label yang khas.

BACA JUGA: Edamame Jawa Timur Terus Menarik Minat Konsumen Luar Negeri

"Mereka dapat menyesuaikan dengan kearifan lokal setempat yang tentunya akan memberikan nilai plus bagi produk yang dipasarkan,” sebut dia.

Gatut menambahkan, bantuan alsintan yang diberikan Kementan ke daerah sesuai dengan kebutuhan atau misi daerah setempat untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani. Dia mencontohkan daerah yang dikunjungi beberapa saat lalu, yakni Desa Guntung Ujung Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan untuk meresmikan bantuan Alsintan dari Kementan berupa paket SP3T UPJA.

BACA JUGA: Kementan Dukung Pencanangan Kampung Inseminasi Buatan Sapi Pertama di Indonesia

"Bantuan pemerintah itu sesuai dengan misi Bupati dalam rangka mengangkat Kabupaten Banjar menjadi Sejahtera dan Barokah," tegasnya.

Dalam kunjungan tersebut, tidak hanya meresmikan SP3T UPJA Berkat bersama Bupati Banjar Khalillurrahman, tapi juga meresmikan Beras Mayang Gambut Khas Banjar ’’Karindangan”.

Khalillurrahman mengatakan, beras gambut sudah terkenal kemana-mana, bahkan siapapun yang ke Banjar, tidak akan disebut pernah ke Banjar kalau belum pernah mencicipi rasa beras gambut yang mempunyai aroma khas dan tekstur rasa yang unik.

"Rasa yang khas dan aroma yang memikat membuat masyarakat Banjar tidak bisa berpindah ke lain hati," ujarnya.

Menurutnya, kondisi ini memberikan peluang ketika pasar beras sudah menciptakan konsumen yang fanatik maka berapapun produksi yang ada pasti akan terserap. Namun karena beras gambut varietas lokal hanya tersedia atau dibudidayakan di daerah Banjar, musimnya tertentu, dan produksi terbatas, sehingga hal ini yang masih menjadi kendala kami saat ini.

"Varietas Gambut ini hanya bisa diproduksi sekali dalam setahun dengan umur tanaman cukup panjang mencapai 180 hingga 210 hari, dengan produktivitas mencapai 3,2 ton per hektare,” tandas dia. (cuy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Terkesan Kemajuan Mekanisasi Pertanian Indonesia


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler