jpnn.com, PAPUA - Direktur Informasi Polhukam Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Bambang Gunawan mengapresiasi kampanye upaya perlindungan terhadap perempuan Papua yang diinisiasi oleh Pengurus Pusat Ikatan Jurnalis Pelajar Nusantara (PP-IJPN).
Kegiatan yang berlangsung di Aula Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Papua, Manokwari, Papua Barat, Senin (28/11) ini diawali dengan pemutaran film dokumenter berjudul Lamek.
BACA JUGA: Menteri Kominfo: GPR jadi Jembatan Komunikasi Pemerintah dan Masyarakat
Kemudian dilanjut diskusi dengan menghadirkan berbagai narasumber dari akademisi, praktisi maupun mahasiswa.
Bambang mengatakan kasus kekerasan terhadap perempuan hingga kini masih terus terjadi, begitu juga di Papua.
BACA JUGA: Emil Dardak: Gaya Kepemimpinan Ganjar Pranowo Jadi Angin Segar Bagi Dunia Politik
Upaya perlindungan terhadap perempuan harus terus ditingkatkan dengan beragam cara dan membutuhkan dukungan dari semua pihak.
Oleh karena itu, itu Kementerian Kominfo mendukung penuh kegiatan yang mengusung tema Lindungi Perempuan, Pakai Noken Jaga Budaya, ini.
BACA JUGA: Kominfo: Humas di Era Digital Harus Proaktif
“Upaya pemenuhan dan perlindungan hak perempuan di Papua masih memerlukan perhatian khusus. Perempuan dalam konteks budaya Papua memiliki posisi yang sangat penting, karena berkorelasi dengan berbagai aspek dalam arena kehidupan,” kata Bambang.
Perlindungan terhadap perempuan tidak hanya terbatas pada bagaimana melindunga perempuan dari segala tindakan kekerasan, tetapi juga bagaimana meningkatkan program-program terkait pendidikan, budaya dan pemberdayaan perempuan.
“Kampanye ini sebagai langkah nyata program perlindungan perempuan dari berbagai aspek yang perlu kita beri dukungan,” ujarnya.
Sementara itu, Dosen Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya UNIPA, Yafet Syufi menjelaskan perempuan baginya sangat kuat dibandingkan dengan laki-laki.
Hal ini bisa dilihat dari aktivitas yang dilakukan oleh perempuan lebih banyak, ketimbang laki-laki.
“Saya lihat perempuan lebih kuat. Justru yang lemah adalah laki-laki. Ini merupakan sebuah fakta, sebab kebanyakan pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Sementara kesempatan perempuan untuk mengenyam Pendidikan lebih sedikit dibanding laki-laki,” jelasnya.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada