Lewat Cara Menarik ini, Pupuk Kaltim Lindungi Sumber Mata Air di Festival Medhayoh

Senin, 07 November 2022 – 11:19 WIB
PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim/PKT) mendukung acara Medhayoh Fest, yang digelar oleh Ademos Indonesia pada 5–6 November 2022 di Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Bojonegoro. Foto dok PKT

jpnn.com, BOJONEGORO - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim/PKT) mendukung acara Medhayoh Fest, yang digelar oleh Ademos Indonesia.

Acara yang mengambil tema Tilik Dulur, Icip Dhapur, Monggo Nandur ini berlangsung pada 5–6 November 2022 di Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Bojonegoro.

BACA JUGA: Tingkatkan Green Port, Pupuk Kaltim Pastikan Tata Kelola Pelabuhan Berwawasan Lingkungan

Dalam acara tersebut ada empat panggung dan pertunjukan di sepanjang area festival yang menyajikan beragam seni pertunjukan, musik, aneka kuliner, pangan lokal, workshop seni sebagai experience untuk pengunjung, ragam tradisi ndeso.

Dan yang tak kalah menarik adalah rangkaian penanaman pohon secara serentak di 42 titik sumber mata air yang tersebar di Bojonegoro.

BACA JUGA: Santri Dukung Ganjar Bantu Warga Terdampak Banjir Bandang di Banyuwangi

Medhayoh Fest dibuka dengan penanaman pohon beringin di salah satu titik mata air, yakni Sumur Kijing.

Komisaris Pupuk Kaltim Sigit Hardwinarto mengungkapkan, Medhayoh Fest menjadi titik pemahaman bahwa ada hubungan timbal balik antara manusia dengan manusia dan manusia dengan alam.

BACA JUGA: Kenaikan Tarif Cukai Diputuskan Secara Sepihak?

Hal itu dapat dilihat dengan jargon yang diusung yakni "Tilik Dulur, Icip Dapur, Ayo Nandur.

"Kata-katanya sederhana namun maknanya dalam sekali, yang paling penting ayo nandur (menanam) itu sudah menjadi slogan dari presiden hingga jajaran ke bawah, mulailah menanam, menanam dan menanam," katanya.

Sigit berharap dengan banyaknya pohon yang ditanam cakupan tutupan hutan akan terpenuhi dan memberikan keseimbangan antara bangunan dan luas hutan.

"Tanaman yang multifungsi, biasanya tanaman buah-buahan seperti nangka sebab cocok untuk ditanam di sekitar mata air, karena tajunya bagus dan akarnya cukup dalam," sebutnya.

Direktur Ademos Ahmad Kudhori mengungkapkan Medhayoh Fest merupakan bentuk kolaborasi antar stakeholder untuk bergotong-royong untuk menyelamatkan sumber kehidupan yakni mata air.

"Gotong-royong untuk menyelamatkan sumber kehidupan yang berkelanjutan," jelasnya.

Medhayoh Fest juga menghadirkan maestro tari Indonesia Didik Nini Thowok, serta penyanyi dan seniman muda Budi Doremi.

Khusus pertunjukan musik Budi Doremi, pengunjung diharuskan berdonasi dengan membeli bibit pohon yang telah disediakan oleh panitia secara On The Spot.

Selain itu pengunjung juga disarankan untuk membawa bibit pohon dari rumah.

Dalam tradisi Medhayoh, budaya membawa oleh-oleh atau buah tangan untuk pemilik rumah dimaknai sebagai tradisi 'Mbukak lawang'.

Untuk menghormati pemilik rumah, tamu yang hadir biasanya membawa buah tangan untuk diberikan.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kasoem Vision Care Kini Hadir di Mal Grand Metropolitan Bekasi


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler