jpnn.com, JAKARTA - Sampoerna Retail Community (SRC) terus bertumbuh dan berkontribusi dalam perekonomian lokal dan nasional.
Omzet Toko SRC secara keseluruhan pada tahun lalu diperkirakan mencapai Rp 236 triliun, atau setara dengan 11,36 persen dari total produk domestik bruto (PDB) Retail Nasional tahun 2022 sebesar Rp 2.077,43 triliun.
BACA JUGA: ASDP Terus Pacu Kawasan Terintegrasi
Direktur PT HM Sampoerna Tbk. Ivan Cahyadi mengatakan, Sampoerna memegang teguh 'Filosofi Tiga Tangan' untuk menciptakan nilai dan dampak positif berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan, termasuk masyarakat luas dan UMKM di Indonesia.
Hal ini diwujudkan salah satunya melalui SRC yang telah dimulai sejak 2008.
BACA JUGA: Makin Mudah, Daftar & Bayar BPJS Ketenagakerjaan Kini Bisa di Aplikasi AYO Toko by SRC
Ivan menyampaikan, SRC terus melakukan berbagai inovasi, digitalisasi, dan kolaborasi dalam rangka meningkatkan daya saing sehingga UMKM di Indonesia bisa naik kelas dan menciptakan dampak positif bagi perekonomian nasional dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia.
"Inovasi dan kolaborasi serta kerja sama strategis menjadi hal penting untuk memajukan ekonomi kerakyatan. Untuk itu, SRC terus mendorong transformasi dan digitalisasi UMKM secara berkelanjutan," terangnya.
BACA JUGA: Praktisi Migas: PHE Sudah Biasa Bekerja Sama dengan Mitra
Direktur PT SRC Indonesia Sembilan Rima Tanago mengatakan, SRCIS telah menggelar berbagai program untuk membina UMKM, mulai dari inovasi, digitalisasi, dan kolaborasi.
Berbagai program yang SRCIS lakukan dalam membina UMKM selama ini mampu menciptakan dampak positif.
Dalam aspek digitalisasi, sebanyak 90 persen Toko SRC kini telah mengadopsi digitalisasi melalui ekosistem digital AYO by SRC dengan berbagai fitur yang terus dikembangkan.
Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 10 persen toko kelontong non-SRC yang telah terekspos digitalisasi.
Tidak hanya bagi para pemilik toko, keberadaan SRC juga memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar.
Seperti bagi UMKM di sekitar Toko SRC yang memperoleh manfaat dari Pojok Lokal, sebuah rak khusus yang didedikasikan bagi produk UMKM di sekitar Toko SRC.
Tercatat, omzet produk UMKM yang dipasarkan melalui Pojok Lokal di Toko SRC 40 persen lebih tinggi dibandingkan dengan omzet produk UMKM yang tersedia di toko kelontong non-SRC. Bahkan, secara nasional total transaksi di Pojok Lokal mencapai Rp5,65 triliun.
Selain itu, SRC berperan dalam membentuk lapangan kerja di mana 51 persen Toko SRC berhasil membuka lapangan pekerjaan baru melalui penambahan karyawan.
"Kami sangat bersyukur karena SRC senantiasa bisa memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian nasional, terutama dalam mendukung UMKM, khususnya toko kelontong, agar terus berkelanjutan dan menjadi lebih baik," jelas Rima.
Dia menambahkan, selama perjalanan lebih dari 15 tahun, SRC terus bertransformasi untuk menjadi lebih baik. Ini tentu tidak lepas dari berbagai upaya kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, partner strategis, masyarakat, serta pemilik toko SRC.
"SRC berfokus dalam transformasi toko kelontong menjadi adaptif dan inovatif terhadap kebutuhan masyarakat masa kini. Sinergi baik antara ekosistem SRC dan pemangku kepentingan, maupun kolaborasi dengan mitra strategis juga terus kami optimalkan agar dampak dan kontribusi UMKM terus berkelanjutan untuk Indonesia jadi lebih baik," ungkap Rima.
SRC selama ini telah menjalin kolaborasi dengan mitra strategis dari berbagai sektor yang memiliki visi dan misi yang sama untuk mendukung pertumbuhan UMKM Indonesia yang berkelanjutan, terutama bagi Toko SRC.
Pada sesi sharing session, Rabu (27/9), beberapa mitra strategis SRC yakni BRI, Grovo, Volta, dan BPJS Ketenagakerjaan, turut hadir membagikan komitmen dan pengalamannya dalam mendampingi serta membina UMKM Toko Kelontong bersama SRC.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada